TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Apa yang bisa kita ketahui dari rudal hipersonik terbaru Rusia bernama Oreshnik?
Presiden Rusia, Vladimir Putin, menyebut rudal ini sebagai senjata hipersonik non-nuklir yang mampu menempuh jarak jauh dan berkecepatan Mach 10, sepuluh kali kecepatan suara.
Apa saja yang dapat kita ketahui tentang rudal Oreshnik ini dan implikasinya bagi konflik yang sedang berlangsung?
Menurut pernyataan Putin, rudal Oreshnik tidak dapat dihentikan.
Namun, klaim ini telah disangsikan oleh banyak pihak, mengingat sejarah Rusia yang sering mengeklaim ketangguhan senjata mereka yang kemudian terbukti tidak akurat.
Juru bicara Pentagon, Sabrina Singh, menyebut rudal Oreshnik sebagai rudal eksperimental, yang berarti ini adalah kali pertama rudal tersebut terlihat digunakan di medan perang di Ukraina.
Rudal ini dikategorikan sebagai rudal balistik jangkauan menengah yang didasarkan pada model RS-26 Rubezh dan memiliki muatan non-nuklir.
Namun, ada kemungkinan bahwa rudal ini dapat dimodifikasi untuk membawa berbagai tipe hulu ledak konvensional atau nuklir.
Bagaimana Klasifikasi dan Teknologi dari Rudal Ini?
Beberapa analis militer meragukan klasifikasi RS-26 sebagai rudal balistik antarbenua (ICBM).
Mereka berargumen bahwa rudal ini berada di antara ICBM dan rudal balistik jangkauan menengah.
Para ahli rudal juga menyatakan bahwa Oreshnik tampaknya memiliki payload MIRV (multiple independently targetable reentry vehicle), yang memungkinkan membawa beberapa hulu ledak secara bersamaan.
Berapa Jarak Jangkauan Rudal Oreshnik?
Menurut Center for Arms Control and Non-Proliferation, rudal jangkauan menengah dapat menjangkau hingga 1.860 mil, sedangkan rudal jangkauan menengah dapat menembus hingga 3.410 mil.