News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Harganya Terus Fluktuatif, Batubara Masih Jadi Tumpuan untuk Genjot Penerimaan Negara

Penulis: Choirul Arifin
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi - Tambang batubara Adaro Energy.

Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Harga sejumlah komoditas energi belakangan melonjak tajam dipicu oleh merebaknya pandemi Covid-19 yang membatasi aktivitas ekonomi publik dan konflik geopolitik yang terjadi di Eropa Timur.

Salah satu komoditi yang harganya naik tajam adalah harga batubara yang terus bergerak fluktuatif dalam beberapa tahun terakhir.

Di tahun 2021 pemerintah sempat menetapkan harga batubara acuan tertinggi di bulan November 2021 mencapai US$215,63 per metrik ton (MT), atau naik 33 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Baca juga: Terdampak Pencemaran Batubara, Warga Marunda Minta Anies Baswedan Kirim Tim Dokter

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dalam pernyataan resminya
menyatakan, lonjakan harga batubara di pasar global dipicu oleh meningkatnya permintaan batubara dari Chin karena musim dingin, serta kondisi cuaca buruk yang menyebabkan terganggunya kegiatan produksi dan transportasi batu bara di sejumlah provinsi produsen batubara di Tanah Air.

Kenaikan harga batubara di 2021 juga merupakan imbas dari pemulihan ekonomi dunia pascapandemi yang menyebabkan permintaan batu bara meningkat. Sementara tingkat produksi masih belum bisa mengimbangi tingginya permintaan.

Permintaan sangat tinggi terjadi di China, ditambah gangguan pasokan dan harga gas alam yang lebih tinggi secara global.

Baca juga: Sumber Pencemaran Batubara di Rusun Marunda Masih Misteri, Warga Alami ISPA, Anak Gatal-gatal

Invasi Rusia ke Ukraina sejak 24 Februari 2022 lalu kembali mengerek harga batubara global. Di pasar ICE Newcastle (Australia) untuk kontrak di bulan Maret 2022 sudah mencapai harga US$ 418,75/ MT.

Data di Barchart.com, harga kontrak untuk bulan April 2022 di ICE Newcastle telah mencapai angka US$ 478/MT. Sementara di Indonesia, Kementerian ESDM telah menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) pada bulan Maret 2022 sebesar US$203,69 per ton atau naik US$15,31 per ton dari bulan Februari lalu, yaitu US$188,38 per ton.

"Konflik ketegangan geopolitik yang terjadi di Eropa Timur antara Rusia dan Ukraina menyebabkan ketidakpastian pada pasokan gas," kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi dalam pernyataan resminya, Senin (7/3/2022).

Baca juga: Lonjakan Harga Minyak Mentah Berpeluang Menekan Industri Batubara

Dikatakan Agung, Rusia merupakan salah satu produsen gas terbesar di dunia sehingga adanya konflik tersebut menyebabkan terjadinya kendala pasokan gas di Eropa.

"Akibatnya negara-negara Eropa mulai beralih kembali ke batu bara sebagai sumber energi," ujarnya.

HBA merupakan harga yang diperoleh dari rata-rata indeks Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt's 5900 pada bulan sebelumnya, dengan kualitas yang disetarakan pada kalori 6322 kcal/kg GAR, Total Moisture 8%, Total Sulphur 0,8%, dan Ash 15 persen.

Harga ini akan digunakan secara langsung dalam jual beli komoditas batu bara (spot) selama satu bulan pada titik serah penjualan secara Free on Board di atas kapal pengangkut (FOB Vessel).

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini