Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jumlah perusahaan milik negara atau BUMN kembali berkurang setelah Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir resmi membubarkan tiga BUMN.
BUMN tersebut adalah adalah PT Kertas Kraft Aceh (Persero), PT Industri Gelas (Persero) dan PT Industri Sandang Nusantara (Persero).
“Di kesempatan ini ada 3 perusahaan yang kita akan lakukan (pembubaran) segera. Dan menyusul beberapa perusahaan lain,” ucap Erick dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (17/3/2022).
Erick mengungkapkan, alasan pembubaran 3 perusahaan ini dikarenakan sudah lama tidak beroperasi.
Baca juga: Kata Kepala BPJPH: Ormas hingga BUMN Bisa Jadi Lembaga Pemeriksa Halal
Sebagai informasi, PT Kertas Kraft Aceh (Persero) merupakan sebuah perusahaan BUMN penghasil kertas.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Tribunnews, pabrik Kertas Kraft Aceh dibangun pada 1985 dan berlokasi di kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh.
Pabrik ini mulai beroperasi pada tahun 1989 dan berproduksi secara komersial pada tahun 1990. Pada sekitar akhir 2007 hingga saat ini, Kertas Kraft Aceh resmi berhenti beroperasi dikarenakan berbagai alasan.
Kemudian, PT Industri Gelas (Persero) atau Iglas merupakan perusahaan industri yang bergerak di bidang pembuatan kemasan gelas, khususnya botol.
Baca juga: BPJPH: Ormas hingga BUMN Bisa Menjadi Lembaga Pemeriksa Halal
Perusahaan ini didirikan pada tanggal 29 Oktober 1956, dan penyalaan dapur peleburan pertama dilakukan pada tahun 1959.
Perusahaan ini memproduksi berbagai jenis botol untuk memenuhi kebutuhan industri bir, minuman ringan, farmasi, makanan, dan kosmetika, dengan total kapasitas 340 ton per hari atau 78.205 ton per tahun.
Namun pada akhirnya Iglas tak lagi beroperasi pada tahun 2008.
Terakhir, PT Industri Sandang Nusantara (Persero) adalah perusahaan tekstil milik pemerintah Indonesia yang memproduksi benang tenun, karung, dan karung plastik.
Sama seperti 2 perusahaan yang sudah disebutkan sebelumnya, Industri Sandang Nusantara juga tidak lagi beroperasi. Tepatnya sekitar tahun 2018.
Baca juga: Menteri BUMN Minta PTPN Group Dukung Ketahanan Pangan dan Energi Nasional