Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) bersama Kementerian Ketenagakerjaan memaparkan pencapaian dan kegiatan menuju Hari Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Sedunia 2022.
Direktur ILO untuk Indonesia dan Timor-Leste Michiko Miyamoto mengatakan Hari K3 Sedunia menjadi perhatian internasional pada kebutuhan untuk mencegah kematian, cedera dan penyakit akibat kerja.
"Diharapkan baik pengusaha maupun pekerja menjadikan K3 sebagai bagian penting dari kehidupan pekerjaan dan keseharian mereka dengan memprioritaskan keselamatan diri serta orang-orang di sekitarnya," kata Michiko dalam webinar di Jakarta, Senin (28/3/2022).
Baca juga: Jurus Gapki Tingkatkan Kesejahteraan Buruh Sawit Perempuan
Menurut data BPJS Ketenagakerjaan, sepanjang Januari hingga September 2021 terdapat 82 ribu kasus kecelakaan kerja dan 179 kasus penyakit akibat kerja yang 65 persen disebabkan oleh COVID-19.
“Sepanjang pandemi COVID-19 ini, kita telah melihat bahwa sistem K3 yang baik dan terintegrasi, dengan melibatkan pemerintah, pengusaha, pekerja, pelaku kesehatan masyarakat, komunitas dan semua pihak terkait di tingkat nasional dan perusahaan, mampu melindungi lingkungan kerja dan memastikan ketahanan usaha,” kata Michiko.
Sepanjang tahun 2021 hingga 2022, ILO telah memprakarsai pendekatan yang mendorong berbagai pihak, termasuk media massa dan masyarakat umum untuk menjadi lebih sadar budaya pencegahan K3.
Direktur Bina K3 Kementerian Ketenagakerjaan Muhammad Idham menggarisbawahi K3 sebagai bidang multidisiplin yang peduli dengan kelangsungan bisnis dan perlindungan kerja.
K3 pun menjadi kunci pembangunan berkelanjutan dan investasi dalam K3 dapat membantu berkontribusi pada pencapaian Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan.
Baca juga: Konsisten Jalankan Prosedur K3, Waskita Beton Raih Zero Accident Award
“K3 merupakan isu kita semua, tidak hanya global tapi juga untuk nasional. Karenanya kita membutuhkan kolaborasi dan komitmen dari semua pihak untuk mewujudkan dan membangun budaya K3," ucap Idham.
"K3 bukan hanya isu milk pemerintah, tapi merupakan isu kita bersama dan karenanya kita perlu memperkuat kolaborasi dan dialog,” ungkapnya.