TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Digitalisasi sudah menjadi keharusan untuk diikuti berbagai sektor, termasuk sektor usaha besar, menengah maupun kecil.
Untuk sektor usaha besar, boleh dibilang sudah mengikuti tuntutan bisnis dengan memanfaatkan sistem digitalisasi.
Namun tidak demikian untuk usaha sektor ritel kecil seperti pedagang pulsa dan data internet.
Sebagian besar mereka dalam transaksinya belum memanfaatkan teknologi digital dan masih cash base.
Padahal jumlah pedagang pulsa dan data internet jumlahnya sekitar 1 juta tersebar di berbagai kota dan nilai transaksinya cukup signifikan.
Peluang pasar yang besar inilah, yang ditangkap Erik Yoachim untuk men-setup bisnis digital platform khusus untuk UMKM yang diberi nama Mili.
Menurut Erik, Mili dilahirkan untuk memfasilitasi pelaku usaha sektor ritel dan UMKM masuk ke ekosistem digital.
Dengan solusi digital payment ptaform, Mili dapat membantu pedagang pulsa dan data ataupun siapapun yang punya bisnis kelas UMKM menikmati layanan transaksi produk dan pembayaran digital, serta layanan online banking dengan lebih mudah, lebih cepat dan tanpa batas.
"Teknologi akan terus berkembang dan semua akan mengarah ke digitalisasi. Jadi nantinya Mili, bukan hanya untuk pedagang pulsa dan data," ungkap Erik Co Founder Mili yang ikut mendukung acara Indonesian Leader Network bertema Menangkap Peluang Bisnis Paska Pandemi di Hotel Harris Sumarecon Bekasi, Rabu (30/3/2022).
Sementara itu, tambah Erik, masih banyak pedagang pulsa dan data internet melakukan transaksi baik dengan distributor maupun dengan user menggunakan cash base alias tunai.
Bahkan secara nasional maupun international, transaksi yang menggunakan tunai masih tinggi dibandingkan dengan digital.
Artinya peluang digitalisasi usaha mikro kecil menengah (UMKM) sangat besar.
Baca juga: Terpacu Digitalisasi, Kinerja Saham BRIS Diproyeksi Menguat
Konsistensi dan kesuksesan Mili membangun jaringan kemitraan usaha kecil di Indonesia telah mendapatkan pengakuan dan amanah dari mitra-mitra strategis di industri produk pembayaran digital.
Salah satunya adalah Telkomsel, yang merupakan pemimpin pasar operator telekomunikasi seluler di Indonesia, dengan memberikan lisensi Authorized Distributor On-Line kepada Mili pada awal tahun 2022, hubungan keduanya sudah terjalin lama, sehingga Mili mampu berbisnis dengan basis digital.
Dengan aplikasi Mili berbasis digital, diharapkan seluruh pedagang pulsa dan data internet yang jumlahnya 1 juta, akan lebih mudah, cepat dan aman memanfaatkan teknologi digital.
Saat ini baru sekitar 60.000 yang telah memanfaatkan aplikasi MILI dan itu pun masih di sekitaran Jadebotabek.
Menurut pengakuan Erik, dari jumlah pengguna aplikasi Mili sebesar itu, telah berhasil membukukan penjualan sekelas unicorn yang umumnya di kisaran Rp 1 triliunan.
"Mili bukan unicorn, tapi revenue kami sekelas unicorn lah," ungkap Erik di sela-sela acara.
Dengan potensi pedagang pulsa dan data internet serta UMKM sekelas Street Retailer yang banyak tersebar di berbagai kota, dan juga banyaknya produk pembayaran memanfaatkan system digital, Mili berpotensi cukup besar menjadi unicorn yang bluechips.
Apalagi selama ini dengan jumlah pedagang pulsa dan data yang telah menggunakan Mili, Erik tidak perlu melakukan hal bakar uang seperti yang dilakukan unicorn dalam mencari pasar.
"Kita tidak perlu bakar uang, karena basis bisnis awal MILI B to B. Kita sebagai distributor pulsa dan data membantu agen atau penjual memanfaatkan aplikasi MILI," kata Erik.
Erik optimistis dengan semakin meningkatkan pemanfaatan internet, maka kebutuhan akan pulsa dan data juga meningkat.
Baca juga: Potensi Pasar Besar, Telkom Garap Bisnis Data Center dan Cloud untuk Transformasi Digital Indonesia
Saat ini diperkirakan setiap bulan sekitar 60 persen pemilik nomor aktif belanja pulsa dan data rata-rata Rp 100.000.
Jika pemilik nomor aktif mencapai 200 juta, maka total belanja 120 juta pemilik nomor mencapai Rp 12 triliun.
Belum lagi untuk belanja atau pembayaran lain, semisal beli token, bayar PLN, BPJS, PAM, PBB dan lain-lainnya.
Wajar dengan potensi itu, Erik berani menetapkan target penjualan hingga akhir tahun ini, mencapai kisaran Rp 3 Triliun.
Dan untuk mencapai target itu, Erik mematok tahun ini akan ada sekitar 200.000 pengguna aplikasi Mili.
"Dan target revenue tahun ini kita harapkan tumbuh 3 kali lipat," ujar Erik.
Dan untuk mengenalkan Mili lebih dekat lagi ke masyarakat, Rabu kemarin, sekitar 7 mobil mewah Alphard Mili dan beberapa mobil lain berlogo Mili melakukan konvoi keliling jalan besar Kota Bekasi.