Pihaknya telah melakukan upaya menekan biaya, mengoptimalkan cross selling, optimalisasi layanan digital agar operasional bisa lebih efisien dalam jangka panjang, kami berharap ini bisa mengakselerasi kinerja persero yang berkontribusi kepada profitabilitas.
“Kami juga melakukan pengelolaan beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO). Sehingga, tahun ini kita sudah pasti net profit. Pada Januari dan Februari, dan Maret kita sudah bukukan profit,” tegasnya.
Seiring dengan itu, telah mendapat mandat dari induk perusahaan agar bisa fokus memperbesar dana murah atau current account and saving account (CASA).
Upaya menghimpun dana murah sebanyak, secepat, dan seluas mungkin telah dimasukkan ke dalam rencana bisnis bank.
Tahun lalu, Bank Raya mencatatkan penurunan aset sebesar 39,80% yoy dari Rp 28,02 triliun menjadi Rp 16,87 triliun di 2021.
Penyebabnya adalah penurunan penyaluran kredit dalam transformasi dan perubahan bisnis menjadi bank digital secara penuh.
Penyaluran kredit turun 40,45% yoy dari Rp 19,49 triliun menjadi Rp 11,61 triliun di 2021. Himpunan dana pihak ketiga (DPK) juga ikut turun dari penurunan suku bunga dan perubahan fokus bisnis. Sehingga DPK turun 41,31% yoy dari Rp 23 triliun menjadi Rp 13,50 triliun.
RUPST menyetujui pengangkatan anggota Dewan Komisaris dan Direksi baru, sehingga pada penutupan dari RUPST 2022 hingga RUPST berikutnya, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Rudhy Sidharta*
Komisaris Independen : Eko B. Supriyanto
Komisaris Independen : Rina Sa’adah
Komisaris Independen : Rama G. Notowidigdo
Komisaris : Achmad F. C. Barir
Dewan Direksi
Direktur Utama : Kaspar Situmorang
Direktur Enterprise Risk Management, Compliance & Human Resources : Ernawan
Direktur Keuangan : Akhmad Fazri
Direktur Retail Agri dan Pendanaan : Dedy Hendrianto
Direktur Digital dan Operasional : Bhimo Wikan Hantoro
Sebagian artikel ini bersumber dari Kontan