Ia pun menganggap kelangkaan tersebut menyusahkan Muladi karena penghasilan per hari yang dirinya dapatka sejumlah Rp 40 ribu.
Bahkan, ia mengaku terkadan tidak mendapat penumpang sama sekali.
“Seharusnya melihat kemampuan masyarakat kecil, hasil kita hanya 40 ribu per hari, masa iya kita beli Pertamax seharga Rp 12.5— per liter, belum buat makan dan lainnya,” kata Muladi pada Sabtu (2/4/2022).
Selain Muladi, tukang ojek lainnya, Hatam (50) juga menambahkan kenaikan Peramax dan langkanya Pertalite ini merupakan sebagian dari politik.
“Masalahnya, Pertalite tidak ada, nanti suruh beli Pertamax semua, yang namanya orang butuh pasti kita beli saja nantinya,” tuturnya.
Ia juga mengatakan kalau tidak ada ojek berbasis online, tukang ojek pangkalan tidak akan begitu kualahan.
Baca juga: Harga Pertalite di Semua SPBU Dipatok Rp 7.650, Berlaku Mulai 1 April
Mereka berharap semoga pemerintah bisa memperhatikan masyarakat kecil, dengan memberikan bantuan.
Kelangkaan juga dikeluhkan salah satu warga bernama Andi di SPBU Jalan Jombang Raya Pondok Aren, Tangerang Selatan.
Bahkan, karena kehabisan Pertalite, kata Andi, banyak warga yang emmutuskan untuk membeli Pertamax meski harus mengeluarkan uang lebih banyak.
“Mau ngisi Pertalite karena lagi habis saja saya beralih ke Pertamax,” tuturnya.
Selain itu, ia juga mengungkapkan, sudah berupaya mencari Pertalite di sejumlah SPBU tetapi dikarenakan stok yang tidak ada maka Andi membeli Pertamax.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Tribun Banten/Sopian Sauri)(Kompas TV/Nurul Fitriana)
Artikel lain terkait Pertamax Naik