News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Hapus Label Bebas Sawit, Produsen Biskuit Italia Ini Kembali Pakai Minyak Sawit

Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Produsen biskuit asal Italia, Barilla menghapus label ‘senza olio di palma’ atau ‘bebas minyak sawit’ dalam kemasannya. Penghapusan label tersebut karena Barilla telah menggunakan minyak sawit dalam proses produksinya.

Guru besar John Cabot University Roma, Pietro Paganini, mengatakan kekurangan minyak bunga matahari (sun flower oil) mendorong banyak produsen dan pengolah makanan untuk memformulasi ulang produknya dengan minyak yang berbeda.

Baca juga: Menperin Sidak Distribusi Minyak Goreng Sawit Bersubsidi di Tangerang

“Beberapa di antaranya kembali ke minyak sawit setelah mereka meninggalkannya antara 2016 dan 2018 dan setelah mereka memboikotnya,” kata Paganini dalam keterangannya, Selasa (12/4).

Sementara produsen dan pengolah makanan yang lain, kata Paganini, masih khawatir untuk kembali ke kelapa sawit karena mereka takut akan reputasi mereka. Sebab mereka khawatir terhadap LSM, reaksi pemangku kepentingan, dan lain-lain.

Ada beberapa (produsen pengolah makanan) yang masih mengandalkan cadangan minyak bunga matahari sampai Agustus. Mereka berharap minyak bunga matahari akan kembali (ada di pasaran) lagi.

“Jadi sangat sedikit yang mengakui bahwa mereka membeli dan menggunakan minyak sawit. Kita lihat saja dalam beberapa bulan ke depan apa yang akan terjadi,” tukas Paganini.

Untuk saat ini Paganini memperhatikan bahwa beberapa klaim “bebas minyak sawit” menghilang dari kemasan. Namun Paganini belum bisa memastikan apakah Barilla menggunakan minyak sawit atau tidak, hal itu sulit dikatakan.

Baca juga: Ditinjau Menperin, Distributor Pertama Minyak Goreng Sawit Bersubsidi Salurkan MGS Seharga Rp 13.900

“Kita lihat saja nanti. Setidaknya untuk saat ini, yang pasti klaim dan komunikasi negatif (terhadap minyak sawit) telah hilang,” katanya.

Barilla, kata Paganini, tidak memiliki banyak pilihan (dalam menggunakan minyak nabati). Produsen biskuit asal Italia ini tidak mengeluarkan pernyataan publik apapun terkait penghapusan label “bebas minyak sawit” dalam kemasannya itu.

Menurut Paganini, Barilla harus kembali menggunakan minyak sawit dalam proses produknya, karena minyak sawit jauh lebih baik, aman dan bersertifikat berkelanjutan. Pada tahun 2016 Barilla menggunakan minyak sawkt dengan sertifikasi keberlanjutan. Pada tahun 2017 mereka tidak menggunakan minyak sawit sama sekali dan hanya menggunakan 20% minyak bersertifikat.

Paganini mengatakan saat ini produsen dan pengolah makanan di Eropa berada di bawah tekanan kelangkaan komoditas dan melonjaknya harga minyak nabati, terutama minyak nabati non sawit. Karena itu, mereka harus mencari alternatif. “Minyak sawit adalah pilihan terbaik,” tegasnya.

Baca juga: Menteri BUMN: Swasta yang Kuasai Kebun Sawit Jangan Jadi Orang Asing di Indonesia

Pihaknya mempercayai bahwa setelah kehebohan boikot kelapa sawit, banyak perusahaan menyadari bahwa ternyata mereka tidak menghasilkan uang (mereka benar-benar menyia-nyiakannya untuk promosi dan reformulasi) dan mereka tidak banyak mendapat keuntungan dari boikot tersebut.

"Minyak kelapa sawit menawarkan lebih banyak kesinambungan dan merupakan lemak yang lebih baik untuk makanan mereka,” ucapnya.

Kelangkaan dan mahalnya minyak bunga matahari memberikan kesempatan kepada banyak produsen makanan untuk kembali ke minyak yang memberikan mereka performa kinerja terbaik, yakni minyak sawit.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini