News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Cegah Invasi Makin Memanas, China Tangguhkan Pengiriman Drone untuk Rusia dan Ukraina

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Militer Ukraina merilis rekaman drone yang memperlihatkan parit yang digali pasukan Rusia di Hutan Merah, wilayah paling radioaktif di zona eksklusi Chernobyl.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, BEIJING – Perusahaan teknologi asal China yang terkenal akan produksi drone atau pesawat tanpa awak, DJI Technology menangguhkan pengiriman semua produknya untuk Rusia dan Ukraina, Rabu (27/4/2022).

Penangguhan sementara ini dimaksudkan agar dapat mencegah peningkatan invasi pada Rusia dan Ukraina. Sebagai informasi kehadiran drone buatan DJI mengambil peran penting dalam pertempuran sengit dari Rusia - Ukraina, hal ini lantaran kedua negara konflik tersebut merupakan importir terbesar dari produk DJI Technology.

Baca juga: Amerika Serikat Kirim Paket Bantuan Drone Hantu ke Ukraina untuk Hadapi Militer Rusia

Dilansir dari Nikkei Asia, drone buatan DJI kerap digunakan Rusia dan Ukraina untuk saling serang, impor drone dari DJI dimanfaatkan pemerintah Ukraina untuk menyukseskan misi pengintaian, tak hanya itu Ukraina juga memakai drone DJI untuk menjatuhkan granat yang menyasar militer Rusia.

Tak jauh beda dengan Ukraina, pemerintah Rusia sendiri menggunakan drone DJI untuk dimodif sebagai AeroScope atau alat untuk melacak dan mengenali drone musuh dari jarak jauh.

Beredarnya kabar tersebut makin diperkuat dengan adanya sebuah video yang menunjukkan militer Rusia dan Ukraina tengah menggunakan produk DJI dalam invasi. Alasan inilah yang kemudian membuat DJI enggan untuk memasokan produknya kedua negara tersebut.

Baca juga: Daftar Bantuan Senjata Amerika Serikat untuk Menyokong Militer Ukraina, Ada Howitzer hingga Drone

"Kami sementara menangguhkan penjualan di negara-negara ini untuk membantu memastikan tidak ada yang menggunakan drone kami dalam pertempuran." ujar juru bicara DJI.

Meski hasil pendapatan dari aktivitas impor tersebut mendatangkan keuntungan yang fantastis, namun hal tersebut tak menggoyahkan rencana DJI Technology untuk menangguhkan pengiriman produknya pada Rusia dan Ukraina.

Menurut data yang dihimpun firma riset Drone Analyst, pendapatan perangkat keras buatan DJI Technology pada tahun 2020 tembus sebesar 2,9 miliar dolar AS.

Aksi penangguhan seperti ini tak hanya dilakukan oleh DJI saja, belakangan beberapa pabrik asal negeri tirai bambu juga ikut melakukan tindakan serupa, diantaranya seperti raksasa ride-hailing Didi, serta produsen telekomunikasi Huawei Technologies.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini