News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penyakit Mulut dan Kuku

Penyakit Mulut dan Kuku Harus Segera Diatasi, Agar Tak Picu Naiknya Harga hingga Alasan Impor Daging

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penyakit Mulut dan Kuku Harus Segera Diatasi, Agar Tak Picu Naiknya Harga hingga Alasan Impor Daging

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) meminta pemerintah segera menyelesaikan persoalan penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak, agar tidak mempengaruhi harga daging di lapangan. 

"Pemerintah harus cepat dan tepat untuk mengendalikan kasus PMK, agar jangan sampai harga daging di pasaran melonjak karena kasus PMK," Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi saat dihubungi, Jumat (13/5/2022).

Tulus pun mengingatkan, persoalan PMK hewan ternak jangan dijadikan alasan pemerintah nantinya dalam melakukan impor daging.

Baca juga: YLKI: Pemerintah Harus Jamin Daging Beredar di Masyarakat Bebas Penyakit Mulut dan Kuku

Oleh karena itu, kata Tulus, kasus PMK harus dilokalisir dan jangan sampai merebak ke derah lain, apalagi menjadi wabah nasional PMK. 

"Kerugian sosial ekonominya sebegitu besar, jika PMK menjadi wabah nasional pada ternak kita," ucap Tulus. 

Sebelumnya sebanyak 1.247 ekor sapi ternak di Jawa Timur mengalami penyakit kuku dan mulut. 

Atas kondisi tersebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan jajaran kabinetnya untuk mewaspadai penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menjangkit hewan ternak.

Kementan telah melakukan upaya mengatasi kejadian munculnya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada sapi di Gresik, Sidoarjo, Mojokerto dan Lamongan. (Kementan)

Ia meminta Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo untuk melakukan lockdown zonasi.

“Mengenai penyakit kuku dan mulut saya minta ini menteri pertanian segera dilakukan lockdown zonasi, lockdown di wilayah,” kata Jokowi dalam sidang kabinet paripurna, Senin, (9/5/2022).

Dengan lockdown zonasi kata presiden mutasi pergerakan ternak yang terjangkit penyakit dari satu daerah ke daerah lainnya dapat dicegah.

“Pergerakan ternak dari kabupaten ke kabupaten lainnya apalagi provinsi ke provinsi bisa dicegah,” tuturnya.

Selain itu presiden juga meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk menerjunkan personelnya ikut membantu pencegahan penyebaran penyakit tersebut. Kepala Negara meminta Kapolri membentuk Satgas untuk mencegah pergerakan hewan ternak dari suatu daerah ke daerah lainnya.

Baca juga: 7 Domba di Lumajang Jatim Diduga Terkena Penyakit Mulut dan Kuku, Begini Cirinya

“Saya juga minta Kapolri betul-betul menjaga ini di lapangan mengenai pergerakan ternak dari daerah-daerah yang sudah dinyatakan ada penyakit mulut dan kuku. Bentuk Satgas  sehingga  jelas nanti siapa yang bertanggungjawab,” pungkasnya.

Polisi Bakal Musnahkan Hewan Ternak Terinfeksi Penyakit Mulut dan Kuku

Polri berencana memusnahkan hewan ternak yang terinfeksi penyakit mulut dan kuku (PMK).

Hal itu bertujuan untuk menutup penyebaran wabah PMK semakin meluas.

"Terhadap yang layak dikonsumsi harus dilakukan pemotongan dan yang tidak layak dikonsumsi harus dimusnahkan," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (12/5/2022).

Hingga kini, ia menyampaikan pihaknya masih melakukan pendataan jumlah hewan yang terinfeksi PMK.

Pendataan tersebut berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian (Kementan).

"Melakukan rapat koordinasi bersama kementrian pertanian dan stekholder terkait untuk melakukan pendataan, yaitu mendata terkait dengan penyebaran terkait PMK. Pendataan hewan ternak yang terinfeksi virus PMK," ungkap dia.

Ramadhan menuturkan pihaknya juga telah membuat surat arahan kepada seluruh jajaran Polda untuk membantu Dinas Pertanian daerah untuk membantu pengendalian wabah penyebaran penyakit PMK hewan ternak.

Baca juga: Apa Itu Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)? Simak Ciri-ciri Hewan yang Terjangkit Wabah PMK

Ia juga telah menginstruksikan jajarannya untuk aktif mengedukasi agar masyarakat tidak panik.

Pasalnya, penyakit PMK hewan ternak tidak berbahaya kepada manusia.

"Melakukan sosialisasi ke masyarakat agar tidak terjadi kepanikan. Penyakit mulut dan kuku hewan ternak tersebut tidak berbahaya ke manusia dan demikian kepada pemilik hewan ternak agar tidak terjadi panic shilling. Karena pemerintah telah menyediakan obat-obatan guna pengobatan hewan ternak tersebut," pungkasnya.

Ciri-ciri Sapi Terinfeksi Wabah Penyakit Mulut dan Kuku

Berikut ciri-ciri hewan ternak yang terinfeksi wabah Panyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang baru-baru ini merebak.

Sebagaimana diketahui, wabah ini telah menyebar ke beberapa daerah.

Diwartakan Tribunnews.com Kamis (12/5/2022), penyakit tersebut ditemukan pada sapi yang tersebar di Kabupaten Aceh Tamiang dan Aceh Timur, Provinsi Aceh.

Selain itu, wabah penyakit sapi ini juga ditemukan di Kabupaten Gresik, Sidoarjo, Lamongan dan Mojokerto, Provinsi Jawa Timur.

Baca juga: Setop Penyebaran, Polisi Bakal Musnahkan Hewan Ternak Terinfeksi Penyakit Mulut dan Kuku

Teranyar, penyakit ini ditemukan di Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur.

Untuk mengetahui apakah sapi-sapi peliharaan terinfeksi penyakit Panyakit Mulut dan Kuku (PMK) ini, dapat dilihat ciri-ciri berikut ini:

Ciri-ciri Sapi Terinfeksi Wabah PMK

Sebagaimana dikutip dari Kompas Tv, sapi-sapi yang terinfeksi wabah penyakit ini menunjukkan gejala yang sama, di antaranya sebagai berikut:

- Awalnya kaki sapi gemetaran, hingga tidak bisa menopang tubuhnya sendiri

- Suhu tubuh sapi panas

- Pada bagian mulut, keluar air liur terus menerus

- Terdapat luka seperti sariawan di mulut sapi

- Sapi kemudian tidak mau makan untuk beberapa waktu

- Bila tidak dapat bertahan hidup, sapi bisa mati

Sumber lain, mengatakan proses penyembuhan umumnya terjadi antara 8 – 15 hari.

Berikut adalah ciri gejala klinis pada sapi yang terkena virus PMK seperti yang dirilis di laman Pemkab Bogor.

Ciri Gejala 

1. Pyrexia (demam) mencapai 41°C, anorexia (tidak nafsu makan), menggigil, penurunan produksi susu yang drastis pada sapi perah untuk 2-3 hari, kemudian:

a. Menggosokkan bibir, menggeretakkan gigi, leleran mulut, suka menendangkan kaki: disebabkan oleh vesikula (lepuh) pada membrane mukosa hidung dan bukal serta antara kuku.

b. Setelah 24 jam: vesikula tersebut rupture/pecah setelah terjadi erosi.

c. Vesikula bisa juga terjadi pada kelenjar susu.

2. Proses penyembuhan umumnya terjadi antara 8 – 15 hari.

3. Komplikasi: erosi di lidah, superinfeksi dari lesi, mastitis dan penurunan produksi susu permanen, myocarditis, abotus kematian pada hewan muda, kehilangan berat badan permanen, kehilangan kontrol panas.

Penyebab

Penyebab Penyakit Mulut dan Kuku ini dikabarkan karena terjangkitnya virus tipe A dari family Picornaviridae, genus Apthovirus.

Dengan masa inkubasi atau masa sejak hewan tertular penyakit sampai timbul gejala penyakit, yakni 2 sampai 14 hari. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini