Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ikut mendorong implementasi energi terbarukan (EBT) di Indonesia dan mendukung pencanangan net zero emission pada 2060, MMS Group Indonesia melalui anak usahanya, yakni PT Multi Harapan Utama (MHU) mengembangkan solar power plant untuk sumber listrik di area operasional.
Power plant berbasis energi surya ini ditargetkan mulai beroperasi pada paruh kedua 2022.
Untuk mendukung pengembangan renewable energy, MHU juga berkolaborasi PT PLN (Persero) demi meraih sertifikasi penggunaan Renewable Energy dari PLN (REC).
REC merupakan sertifikasi atas produksi energi listrik yang dihasilkan oleh pembangkit energi terbarukan dengan proses penerbitan sesuai standar dan mekanisme yang diakui secara internasional.
Baca juga: PLTM Maiting Hulu-2 Beroperasi, Bauran Energi Hijau di Sulawesi Selatan Capai 38,8 Persen
REC merupakan instrument berbasis pasar yang menyatakan, bahwa pemegang sertifikat menggunakan 1 MWh (megawatt hours) listrik dari sumber-sumber EBT.
Sertifikasi yang dirilis oleh PLN ini berstandar internasional. Sudah pasti menunjukkan pemegang sertifikat sebagai pihak yang turut berkontribusi terhadap kelestarian lingkungan.
Melalui dua inisiatif tersebut, MHU pada tahun 2022 akan beroperasi menggunakan listrik terbarukan.
“Hal ini sejalan dengan rencana kami untuk mendukung program Net Zero Emission pemerintah.
Baca juga: Direksi Terpapar Covid-19, PLN Tetap Pastikan Pengamanan Pasokan Batu Bara untuk PLTU
Kami merasa ini saatnya untuk merealisasikan visi dan rencana kami untuk turut membangun ekosistem energi hijau di Indonesia, dimulai dari anak usaha kami sendiri,” ujar Andrew Hidayat, Founder MMS Group Indonesia di Jakarta, Kamis (19/5/2022).
Dia menjelaskan, ke depannya MMS Group Indonesia akan mengembangkan proyek-proyek dengan konsep sustainable business seperti solar power plant dan smelter nikel matte sebagai bahan baku utama industri baterai.
Dia juga menekankan, sertifikasi ini menjadi bukti bahwa MHU telah menggunakan listrik terbarukan yang diakui secara internasional dalam asset-aset MHU.
Baca juga: Butuh Dana Rp 429 Triliun untuk Transisi PLTU Batubara ke Energi Terbarukan
Hal ini dikatakan Andrew merupakan langkah konkret MMS Group Indonesia dalam mendukung program Indonesia Net Zero Emission 2060 yang dideklarasikan pemerintah di UNFCCC COP 26 di Glasgow tahun lalu.
Senior Manager Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN UIW Kaltimra, Himawan Sutanto menyampaikan harapan PLN agar kerja sama ini dapat diikuti oleh perusahaan lain sekaligus menjadi langkah awal dalam mewujudkan pemanfaatan listrik yang bersumber dari energi baru dan terbarukan di Indonesia khususnya di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.