Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perusahaan solusi digital berbasis Internet of Things (IoT) McEasy menggulirkan program Gerakan 1 Juta Kendaraan untuk mendukung percepatan digitalisasi di sektor logistik dan transportasi pada era industri 4.0.
Strategi ini sekaligus untuk mengurai kerumitan terjadi pada tingkat akar rumput, mulai dari
pengaturan uang saku supir, penghematan bahan bakar, kepatuhan pengemudi armada transportasi di jalan hingga efisiensi muatan dan rute armada.
David Fernando Audy, Operating Partner, East Ventures mengatakan, dengan memanfaatkan teknologi dan analisa data, digitalisasi membantu pelaku sektor logistik dan transportasi memecahkan sejumlah tantangan jangka panjang, seperti kurangnya transparansi logistik, proses konvensional & manual dan konektivitas.
Baca juga: Prospek Kerja Lulusan Teknik Industri: Bidang Produksi, Logistik hingga SDM
“East Ventures sebagai perusahaan venture capital telah memberikan investasi dan berbagai dukungan di sektor logistik, salah satunya kepada McEasy.
Perusahaan ini telah menjadi solusi terbaik teknologi logistik transportasi dengan digitisasi aktivitas armada transportasi sehingga semua proses dan indikator penting bisa dimonitor dan dievaluasi," ujarnya di acara peluncuran program Gerakan 1 Juta Kendaraan di Jakarta, Sabtu (21/5/2022).
Dia menambahkan, upaya ini akan menghasilkan transparansi logistik, di mana setiap bagian rantai pasok bisa diketahui secara real time seperti terpantaunya posisi armada secara akurat, kepatuhan awak pengemhdi hingga jenis muatan.
Baca juga: Logistik Pembalap Saat MotoGP Mandalika Tak Kena Pajak, Bagaimana Dengan MXGP Samota Sumbawa?
"Informasi ini berguna untuk meningkatkan produktivitas, akuntabilitas hingga manajemen keselamatan di jalan,” ungkap David Fernando.
East Ventures – Digital Competitiveness Index 2022 memperkirakan 90 persen pencocokan logistik masih dilakukan manual dengan proses verifikasi yang lamban sehingga minim transparansi dan ketertelusuran.
David menambahkan, terkait konektivitas, transportasi darat merupakan jangkar perpindahan barang di Indonesia karena mencakup 80-90 persen dari total volume pengiriman yang ditangani setiap tahunnya.
Baca juga: Asosiasi Logistik dan Forwarder Usul Cabut Subsidi Solar, Ini Alasannya
Meski pemerintah tengah gencar melakukan pembangunan infrastruktur jalan, kondisi infrastruktur belum maksimal mengingat karakteristik Indonesia yang merupakan negara kepulauan.
Dia menegaskan, tantangan yang dihadapi sektor logistik dan angkutan penumpang dapat dipecahkan lewat intervensi teknologi.
Salah satunya adalah dengan implementasi Transportation Management System, sebuah software cerdas terintegrasi untuk menganalisa proses pengiriman barang yang efisien dan terpadu.
"Software ini berguna bagi penyedia jasa logistik dan transportasi, termasuk bus penumpang, jasa pengiriman barang hingga komoditi tertentu, seperti farmasi, daging, makanan laut, produk susu dan frozen food,” kata Hendrik Ekowaluyo, Co-founder, McEasy.
Raymond Sutjiono, Co-founder, McEasy menambahkan, para pemain di sektor logistik dan transportasi membutuhkan solusi digital yang mampu memecahkan tantangan hingga ke tingkat paling dasar.
"Contohnya, kerumitan dalam rekonsiliasi surat jalan elektronik, pengaturan uang saku supir, efisiensi muatan berdasarkan kubikasi dan tonase, penghematan bahan bakar armada, serta
memastikan armada logistik beroperasi sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku," bebernya.
Disebutkan, McEasy meluncurkan Gerakan 1 Juta Kendaraan demi mewujudkan ekosistem transportasi dan logistik yang terkoneksi, memiliki visibilitas, terotomasi dan memiliki integrasi yang bersifat dari hulu ke hilir.
Targetnya adalah mendigitalisasi dan mengintegrasikan setidaknya satu juta unit kendaraan roda empat ke dalam ekosistem logistik dan transportasi McEasy hingga 2025.