Laporan Wartawan Tribunnews, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING – Demi memenuhi kebutuhan pangan di pasar global, Pemerintah China kini gencar memberikan bantuan subsidi bagi para petani biji – bijian di negaranya.
Dukungan subsidi tersebut diberikan ke petani di China agar dapat membeli bahan kebutuhan pertanian seperti pupuk. Dengan begini China dapat meningkatkan produksi dan budidaya biji – bijian sehingga harga pasokan pangan di pasar domestik bisa kembali stabil.
Sebagai informasi, harga biji-bijian di Beijing telah lama mengalami kenaikan tepatnya pada awal Januari lalu. Perdana Menteri China Li Keqiang menyebut, lonjakan harga terjadi karena mahalnya biaya impor pupuk kalium imbas dari panasnya konflik Rusia dan Ukraina serta pengetatan wilayah disejumlah kota di China akibat Covid-19.
Adanya subsidi ini juga dimaksudkan agar para petani China bisa mengaktifkan kembali kegiatan ekspornya agar kebutuhan pangan masyarakat dunia bisa terpenuhi.
Hal ini mengingat saat ini pasar global tengah menghadapi krisis bahan pangan, khususnya pada komoditas biji – bijian.
Baca juga: Krisis Pangan Global Meningkat, WFP Desak Para Miliarder Dunia Berikan Bantuan
Menurut South China Morning Post, bantuan insentif yang akan diberikan Pemerintah China yaitu sebesar 10 miliar yuan atau sekitar 1,49 miliar dolar AS.
Meski jumlah insentif ini jauh lebih kecil dari prediksi sebelumnya. Dimana pada Maret lalu, pemeritah Beijing berencana untuk menyediakan 20 miliar yuan dari anggaran pemerintah.
Baca juga: The Economist Peringatkan Bencana Pangan Global Kian Dekat
Meski begitu dengan dukungan dan suntikan dana tersebut, pemerintah China percaya bahwa produksi biji – bijian di negaranya seperti komoditas gandum, jagung, dan beras bisa kembali meningkat drastis, khususnya selama musim panas dan musim gugur panen.