Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, ATHENA - Importir gas terbesar Yunani, DEPA Commercial dikabarkan telah membayar dalam mata uang euro untuk pasokan gas alam di bulan April, kepada produsen gas Rusia, Gazprom, Senin (23/5/2022).
Bisnis DEPA Commercial yang dikontrol Pemerintah Yunani, memiliki kontrak pasokan gas dengan Gazprom yang akan berakhir pada tahun 2026 nanti.
Menurut Reuters, transaksi tersebut diselesaikan sesuai dengan pedoman yang diberikan oleh Komisi Eropa, tanpa melanggar sanksi terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina.
Perdebatan mengenai tuntutan Rusia agar pembeli asing membayar gas dalam rubel, telah menguji tekad pemerintah Eropa untuk mengambil tindakan keras terhadap Rusia, atas serangan yang diluncurkan negara itu kepada Ukraina.
Polandia, Bulgaria dan Finlandia telah menolak untuk memenuhi tuntutan Rusia, agar pembeli asing membayar gas melalui rekening rubel dengan Gazprombank, sehingga Rusia memotong pasokan gasnya ke tiga negara tersebut.
Baca juga: Lepas Ketergantungan Energi Rusia, Jerman Bakal Impor Gas dari Afrika
Namun, negara-negara anggota Uni Eropa lainnya tampak menghindar dari tindakan yang dapat mendorong Rusia untuk memotong pasokan gasnya.
Sejauh ini, Uni Eropa telah membagikan dua panduan tertulis mengenai cara pembelian gas Rusia tanpa melanggar sanksi. Dalam panduan tertulisnya, Uni Eropa mengatakan perusahaan di Eropa dapat membeli gas Rusia secara legal, apabila mereka membayar dalam mata uang yang sesuai dengan isi kontrak.
Baca juga: Rusia Makin Dekat dengan China saat Energinya Terancam Embargo Uni Eropa
Sebagian besar kontrak yang dimiliki perusahaan Uni Eropa dengan perusahaan energi Rusia Gazprom dilakukan dalam mata uang euro atau dolar.
Namun panduan tersebut tidak secara eksplisit mengatakan apakah membuka rekening rubel dengan Gazprombank dapat melanggar sanksi Uni Eropa terhadap Rusia.