Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menyatakan likuiditas rupiah dalam arti luas (M2) pada April 2022 tumbuh 13,6 persen di bulan April 2022 dibandingkan April 2021 secara year on year.
Hal tersebut didorong oleh peningkatan komponen uang beredar sempit (M1) dan kuasi.
Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan, posisi M2 pada April 2022 sebesar Rp7.911,3 triliun atau tumbuh 13,6 persen secara tahunan (year on year/yoy).
“Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh pertumbuhan uang beredar dalam arti sempit (M1) sebesar 20,8 persen (yoy) dan surat berharga selain saham sebesar 59,3 persen (yoy),” ujar Erwin, Jumat (27/5/2022).
M1 meliputi uang kartal yang dipegang masyarakat dan uang giral (giro berdenominasi rupiah).
Sementara M2 meliputi M1, uang kuasi (mencakup tabungan, simpanan berjangka dalam rupiah dan valas, serta giro dalam valuta asing), dan surat berharga yang diterbitkan oleh sistem moneter yang dimiliki sektor swasta domestik dengan sisa jangka waktu sampai dengan satu tahun.
Baca juga: The Fed Ingatkan Likuiditas di Pasar Keuangan Mulai Memburuk
Erwin kembali melanjutkan, perkembangan M2 pada April 2022 sejalan dengan berlanjutnya akselerasi penyaluran kredit.
Penyaluran kredit pada April tumbuh sebesar 8,8 persen (yoy), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 6,4 persen (yoy).
Baca juga: BI Tambah Likuiditas Pasar Uang dan Perbankan Rp 101,1 Triliun
Perkembangan uang beredar juga dipengaruhi ekspansi keuangan Pemerintah yang melambat, tercermin dari pertumbuhan tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat sebesar 22,3 persen (yoy).
Angka tersebut lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan Maret 2022 sebesar 27,9 persen (yoy).
Di sisi lain, aktiva luar negeri bersih terkontraksi 4,4 persen (yoy), lebih dalam dibandingkan bulan sebelumnya yang terkontraksi 1,5 persen (yoy).