SeaBank tercatat tumbuh cukup pesat. Aset bank ini telah mencapai Rp 15,03 triliun pada kuartal I 2022. Perseroan mengumpukan Dana Pihak Ketiga (DPK) Rp 12,10 triliun, naik 843 % YoY.
Penyaluran kreditnya juga sudah tembus 9,3 triliun hingga Maret 2022, melesat dari Rp 1,7 triliun pada periode yang sama 2021.
Perkembangan kredit tersebut mendorong pendapatan bunga Seabank melonjak dari Rp 45,3 miliar menjadi Rp 466,6 miliar.
Sehingga bank ini sudah mencatat laba tipis pada kuartal I tahun ini yakni 231 juta meskipun beban tenaga kerjanya naik signifikan 111 % YOY.
Pada triwulan I tahun lalu, bank ini masih rugi Rp 50,25 miliar.
Beban PT Bank Jago Tbk masih meningkat. Perseroan mengeluarkan biaya promosi Rp 28,87 miliar, naik dari Rp 5,7 miliar pada kuartal I 2021. Beban tenaga kerjanya mencapai Rp 65,7 miliar, naik 66 % YoY. Adapun sepanjang tahun 2021, biaya promosi bank ini mencapai Rp 101,5 miliar.
Namun, Bank Jago sudah membukukan untung selama tiga bulan pertama tahun ini sebesar Rp 18,9 miliar, dari sebelumnya rugi Rp 38,13 miliar.
Ini lantaran pendapatan bunga bersih meningkat signifikan dari Rp33,4 miliar jadi Rp 316,3 miliar.
Allo Bank yang baru meluncur bulan lalu baru mengeluarkan biaya promosi Rp 372 miliar.
Sementara pendapatan bunga bersih bank yang semula bernama Bank Harda ini naik dari Rp 22,9 miliar jadi Rp 80,3 miliar.
Beban yang ditanggung belum besar sehingga perseroan masih mencatat laba bersih Rp 75 miliar, naik dari Rp 8,8 miliar pada kuartal I tahun lalu.
Bank Aladin hanya mengeluarkan biaya promosi Rp 4,5 miliar, naik dari Rp 101 juta pada triwulan pertama tahun lalu.
Bank yang baru meluncurkan aplikasi digitalnya akhir 2021 ini memang belum melakukan promosi besar-besaran.
Beban terbesar bank ini masih dari sisi tenaga kerja sebesar Rp 29,5 miliar.
Sebagai bank yang baru beroperasi, pendapatan Bank Aladin masih minim yakni hanya Rp 4,9 miliar pada tiga bulan pertama ini. Sehingga perseroan mencatat rugi Rp 49,3 miliar di periode tersebut.