TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setelah berhasil membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 2,67 triliun pada kuartal pertama 2022 ini, atau naik 11,30 persen dibandingkan periode pada tahun sebelumnya PT Smartfen Telecom Tbk (FREN) siap menambah portofolio kerja sama bisnisnya, kali ini di layanan streaming.
Lewat suntikan dana 25 juta dolar AS melalui DSST, tidak tanggung-tanggung, FREN dikabarkan akan memiliki produk layanan streaming Vidio yang kompetitif.
Vidio, platform lokal Over the Top (OTT) yang dimiliki oleh PT Surya Citra Media Tbk (SCMA), merupakan bagian dari PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK), dinilai dapat menjadi mitra strategis bagi portofolio grup Sinarmas, mengingat pertumbuhan pendapatan mereka yang melesat hingga 67 persen YOY di awal tahun 2022 ini.
Baca juga: Ciptakan Ekosistem Bisnis Bagi Petani Milenial, Kementan Gandeng Pemerintah Provinsi dan Kabupaten
“Kerja sama ini bersifat strategis dan berpeluang mendongkrak user Smartfren yang sampai akhir 2021 ini sudah mencapai 34,3 juta pelanggan. Layanan streaming sendiri merupakan salah satu fitur yang digemari pengguna kami, dan pendongkrak traffic. Di grup Sinarmas sendiri selain Smartfren, kerja sama dengan Vidio sebagai content provider akan menambah portofolio ekosistem digital kami yang sudah diperkuat dengan adanya MyRepublic (FTTH) dan investasi digital DSST lainnya,” ujar Antony Susilo, Direktur FREN lewat keterangan tertulis, Selasa (14/6/2022).
Kerjasama strategis dengan Vidio ini bukan merupakan gebrakan investasi produk digital pertama bagi operator telekomunikasi ini..
Pada 2020 lalu, operator ini juga bekerja sama dengan Meta meluncurkan Facebook Mobile Center.
Antony menyebut pihaknya optimistis, dengan semakin gencarnya perusahaan berinvestasi pada ranah digital, akan lebih mudah untuk mengundang investor baru ke depannya.
Oleh karenanya, dalam waktu dekat operator telekomunikasi itu berencana untuk menerbitkan sampai dengan 10 persen saham baru di harga penebusan Rp100.
Ketua Pusat Studi Kebijakan Industri dan Regulasi Telekomunikasi Indonesia, ITB, Ian Yosef M. Edward, ketika diminta keterangan, mengatakan bahwa ini merupakan upaya untuk tetap relevan dan mampu bersaing di bisnis telekomunikasi.
Baca juga: Kepastian Hukum Faktor Penting Bagi Pertumbuhan Bisnis dan Investasi
"Kerja sama penyedia konten dengan operator akan memberikan nilai tambah ke pelanggan," ujar Yosef ketika diwawancara media, Selasa (14/6/2022).
Selain itu, ia pun sepakat hal ini menjadi bagian dari kompetisi dan upaya operator seluler untuk masuk ke ekosistem digital dengan konsep one stop service.
"Iya, (ini upaya)menjadi one stop service," kata dia.
Vidio sendiri dalam fund raising kali ini dikabarkan berhasil mengumpulkan suntikan modal sebesar 45 juta dolar AS dari berbagai mitra strategis. Sebelumnya di akhir 2021, Vidio juga mendapatkan investasi sebesar 150 juta dolar AS dari Affinity Equity Partners (Affinity), yang merupakan perusahaan ekuitas swasta terbesar di Asia.