News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kata Pengamat Soal Pembentukan Panja Investasi GoTo: Dipolitisasi secara Berlebihan

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Whiesa Daniswara
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah Redjalam

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi VI DPR RI sepakat untuk membentuk panitia kerja (Panja) investasi BUMN di perusahaan digital yang dimulai pada Selasa (14/6/2022), secara tertutup.

Menanggapi hal itu, Pengamat ekonomi politik CORE Indonesia, Piter Abdullah mengatakan, modal investasi yang dikeluarkan Telkom ke Gojek-Tokopedia (GoTo) dinilai tepat dan sesuai dengan peraturan yang berlaku, serta telah mendapat persetujuan dari banyak pihak.

Piter mengapresiasi keputusan Telkom berinvestasi ke GoTo yang merupakan platform digital terbesar dan terintegrasi di Indonesia itu, memiliki prospek bisnis digital yang bagus di masa depan.

“Justru kita perlu mengapresiasi Telkomsel atas kebijakannya berinvestasi di GoTo, karena GoTo adalah market leader dan jangkar utama ekonomi digital di negeri ini,” kata Piter, dalam keterangannya, Rabu (15/6/2022).

Baca juga: Buka-bukaan soal Dugaan Rugi Investasi di GoTo, Dirut Telkom: Sudah Sesuai Prinsip GCG

Menurut Piter, keberadaan Telkom dan GoTo sebagai perusahaan publik merupakan jaminan bahwa keduanya menjunjung tinggi prinsip tata kelola perusahaan yang benar atau Good Corporate Governance (GCG).

Ia menyatakan, investasi Telkom ke GoTo bukan hanya menguntungkan dari sisi capital gain, tetapi juga menjanjikan kolaborasi bisnis yang berdampak terhadap peningkatan revenue Telkom dan masuk ke bisnis digital dengan cara yang cerdas melalui investasi dan bekerja sama dengan GoTo selaku pemimpin pasar di Indonesia.

“Sungguh aneh apabila perusahaan telekomunikasi sebesar mereka tidak ikut berinvestasi di perusahaan yang menjadi penentu masa depan ekonomi digital, akan menjadi penyesalan di kemudian hari,” ucapnya.

Namun, Piter menyayangkan adanya pihak yang mempolitisir secara berlebihan terhadap floating loss Telkom yang merupakan awal kekisruhan, lalu dibuat melebar sampai dibentuknya Panitia Kerja (Panja) oleh Komisi VI DPR RI.

Menurutnya, politisasi berlebihan akan berdampak buruk terhadap iklim investasi perusahaan rintisan atau startup yang justru saat ini menghadapi tantangan berat.

Baca juga: Ini Alasan Telkomsel Inves Rp 6,4 Triliun di GoTo

"Floating loss Telkom adalah awal mula dari semua kekisruhan ini, lalu dibuat melebar dan kemudian dipolitisasi secara berlebihan."

"Isu awalnya sudah terjawab, lalu apa lagi motivasi mereka? Yang perlu diingat, politisasi berlebihan akan berdampak buruk terhadap iklim investasi startup yang justru saat ini menghadapi tantangan berat."

"GoTo perusahaan tangguh, tapi startup atau calon-calon unicorn belum sekuat itu dan membutuhkan investasi,” ujar Piter.

Sebelumnya, Anggota Komisi VI DR RI, Harris Turino menyebut investasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Telkom dan Telkomsel di Gojek-Tokopedia (GoTo) sebagai langkah yang biasa tidak ada pelanggaran hukum.

"Kalau dilihat sebagai aksi korporasinya itu bagus, tidak ada yang salah, tidak ada yang melanggar hukum. Bahwa industri Telkom kan turun terus, sehingga dia harus geser model bisnisnya."

"Dari Telkom murni yang mengandalkan data dan voice ke arah data center melalui pembangunan data center, (kapasitas) 75 megawatt (MW), yang lain masuk bisnis digital," kata Harris, Selasa (16/4/2022).

Baca juga: Andre Rosiade Ungkap Hasil Rapat Panja Komisi VI dengan Bos Telkom-Telkomsel soal Investasi ke GoTo

Harris menambahkan, investasi Telkom dan Telkomsel ke GoTo adalah salah satu strategi yang bisa dipahami secara teknis.

Dari paparan Telkom Indonesia dan Telkomsel diketahui juga bagaimana tujuan investasi tersebut, termasuk adanya laporan keuangan meski laporan tersebut bukan laporan yang resmi.

"Dari paparan secara teknis investasinya kita bisa mengerti. Bahwa investasi itu tujuannya apa serta kerugian yang terjadi pada 31 Maret, meskipun itu bukan laporan keuangan yang resmi, itu hanya triwulanan. Kalau lihat sekarang malah untung Rp 2,8 triliun. Jadi nanti kalau mau lihat rugi atau untung, ada di 31 Desember," ucap Harris.

"Laporan pasti kan tahunan laporannya. Kedua, fokus dari investasi ini bukan pada capital gain semata, tapi timbulnya satu sinergi dari Telkom melalui Telkomsel dengan GoTo. Yang menjadi konsen kami adalah bagaimana sinergi ini benar-benar bisa tercipta," tandasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini