Menurutnya, pandemi Covid-19 yang melanda seluruh negara termasuk Indonesia hampir dua tahun lebih membuat para pengusaha merasakan dampak yang sangat hebat.
Untuk itu, kata Nicolas, digaungkannya kebijakan ini, terutama untuk pembangunan Ibu Kota Negara, seluruh anggota ARFI optimis dapat membantu pemerintah menggerakan ekonomi nasional kembali.
“Selama dua tahun lebih (Pandemi Covid-19), hal yang sangat signifikan terhadap anggota ARFI adalah proses pemulihan dan economic rebound yang tentunya dinantikan oleh seluruh lapisan pelaku usaha nasional. Dengan begitu dampaknya ekonomi akan bergerak kembali,” paparnya.
Namun demikian, Nicolas tetap berharap pemerintah terus membatasi peredaran produk luar negeri alias impor yang masuk ke dalam negeri, terutama dalam setiap proyek pembangunan.
Di sektor baja ringan sendiri, ARFI berharap pemerintah segera mewajibkan penerapan Sertifikat Nasional Indonesia (SNI) 8399-2017 untuk profil baja ringan bagi seluruh pelaku industri baja ringan yang berbisnis di tanah air.
“Penerapan ini (SNI wajib profil baja ringan) diharapkan bersifat wajib, bukan sekadar imbauan. Ini bisa menangkal serbuan produk impor. Kemudian TKDN juga terus ditingkatkan untuk sepuruh produk dalam negeri," ujarnya.
"Dengan begitu, industri baja ringan tanah air dapat kembali bergeliat sehingga dapat mendukung upaya percepatan pemerataan pembangunan dan meningkatkan ekonomi nasional sejalan dengan upaya yang sudah dilakukan pemerintah," sambung Nicolas.