News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Harga Minyak Melemah, Brent Diperdagangkan 119,46 Dolar AS per Barel

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI - Harga Minyak Melemah, Brent Diperdagangkan 119,46 Dolar AS per Barel

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni

TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA - Harga minyak melemah hari ini Jumat (17/6/2022), di tengah kekhawatiran mengenai permintaan pasokan muncul setelah Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) mengumumkan kenaikan suku bunga sebesar 75 basis poin.

Minyak mentah berjangka Brent turun sebanyak 35 sen atau sekitar 0,3 persen, menjadi 119,46 dolar AS per barel pada pukul 06.20 GMT.

Sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 43 sen atau 0,4 persen, menjadi 117,16 dolar AS per barel.

Baca juga: The Fed Naikkan Suku Bunga, Ini Imbasnya pada Minyak Dunia hingga Rupiah

Jika penurunan bertahan sepanjang hari ini, maka minyak Brent berjangka akan mencatat penurunan mingguan pertama dalam lima minggu, sementara minyak mentah berjangka AS akan mengalami penurunan pertama dalam delapan minggu.

Analis pasar senior Asia Pasifik di perusahaan valuta asing OANDA, Jeffrey Halley mengatakan penurunan harga minyak ini dipengaruhi oleh kenaikan suku bunga di beberapa bank sentral.

"Minyak mentah Brent dan WTI melihat beberapa penjualan intraday yang berat karena pasar mencoba menilai sejumlah besar kenaikan bank sentral dan potensi resesi. Sayangnya, tidak ada yang mengubah fakta bahwa terlepas dari risiko tersebut, dunia tetap kekurangan pasokan minyak mentah dari OPEC+, dan kapasitas penyulingan global, menekan harga bensin dan solar lebih tinggi dalam pelukan stagflasi," ucap Halley, yang dikutip dari Reuters.

Bank sentral di seluruh Eropa menaikkan suku bunga pada Kamis (16/6/2022), yang mengisyaratkan biaya pinjaman akan menjadi lebih tinggi. Langkah ini dilakukan untuk melawan inflasi yang melonjak.

Di wilayah Amerika Selatan, Bank Sentral Argentina menaikkan suku bunga acuan hingga 300 basis poin, untuk melawan inflasi tinggi yang mencapai 60 persen.

Keputusan ini dilakukan menyusul pengumuman The Fed untuk menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin pada Rabu (15/6/2022) lalu, kenaikan suku bunga tertinggi sejak tahun 1994.

Baca juga: Harga Minyak di Pasar Internasional Kembali Rebound Setelah The Fed Menaikkan Suku Bunga

Namun investor tetap fokus terhadap pasokan minyak yang ketat, setelah AS mengumumkan sanksi baru terhadap Iran, yang dapat mempengaruhi pasokan minyak dunia.

"Pasar telah mengamati negosiasi antara Barat dan Iran untuk mengantisipasi kebangkitan kesepakatan nuklir dalam beberapa bulan terakhir. Ini membawa kembali fokus pada masalah sisi pasokan yang sedang berlangsung di pasar," kata seorang analis di ANZ Research.

Pada Kamis kemarin, AS memberlakukan sanksi terhadap perusahaan China dan jaringan perusahaan Iran yang membantu mengekspor petrokimia Iran, sebagai langkah untuk meningkatkan tekanan kepada Iran agar menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini