Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) diprediksi akan menaikkan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR), setelah Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) mendongkrak suku bunganya 75 basis poin menjadi 1,5 persen - 1,75 persen.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, meskipun inflasi umum diperkirakan akan berada di atas level 4 persen hingga akhir tahun ini, tetapi BI akan mempertimbangkan untuk menormalisasi suku bunga acuannya pada semester II 2022.
"Kenaikan inflasi hingga saat ini lebih dipengaruhi supply side inflation, sehingga inflasi fundamental belum menunjukkan peningkatan yang signifikan," kata Josua saat dihubungi, Jumat (17/6/2022).
Baca juga: Resesi Semakin Nyata, Pasar Saham Amerika Serikat Ambruk Semua
Meski demikian, kata Josua, BI juga perlu tetap menjangkar ekspektasi inflasi yang didorong second round effect dari kenaikan supply side inflation.
"Oleh sebab itu, hingga akhir tahun ini BI diperkirakan akan mempertimbangkan menormalisasi suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin - 75 basis poin dalam rangka menjangkar ekspektasi inflasi dan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah," paparnya.
Josua mengatakan, keputusan The Fed menaikkan suku bunganya dengan mempertimbangkan kondisi di pasar tenaga kerja AS yang masih ketat, serta inflasi masih cenderung tinggi.
Baca juga: The Fed Kerek Suku Bunga Acuan, Ini yang akan Dihadapi Pemegang Kartu Kredit
Tetapi, Josua melihat, Gubernur Fed Jerome Powell memberikan komentar bahwa ke depannya Fed akan mempertimbangkan perkembangan inflasi AS dalam menentukan arah suku bunganya, apakah menaikkan 50 basis poin atau 75 basis poin.
"Selain itu, Fed juga merilis proyeksi indikator ekonomi AS dimana Fed menurunkan proyeksi pertumbuhan AS serta menaikkan proyeksi tingkat pengangguran AS dalam 3 tahun mendatang," ujarnya.
Setelah pernyataan Powell tersebut, Josua menyebut, dollar index, yang mengukur kinerja dollar AS terhadap mata uang utama cenderung melemah diikuti dengan penurunan yield US
"Nilai tukar rupiah pada kemarin juga diperdagangkan menguat tipis ke level 14.730 dan yield SUN 10 tahun juga cenderung turun ke level 7,36 persen," ucapnya.
Diketahui, Bank Indonesia telah mempertahankan BI 7 Day Reverse Repo Rate di level 3,50 persen sejak Februari 2021.