Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hari Darmawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Human Capital Garuda Indonesia Arya Perwira mengakui, saat ini Garuda Indonesia mengalami keterbatasan armada untuk mengembalikan kapasitas angkut sesuai dengan business plan.
Menurut Arya, pandemi memberikan tekanan terhadap Garuda Indonesia. Saat ini jumlah penerbangan Garuda hanya 650 penerbangan selama dua minggu.
“Hal ini berbanding terbalik dengan sebelum adanya pandemi yang frekuensi penerbangan Garuda Indonesia mencapai 600 penerbangan per hari,” ujar Arya dalam diskusi virtual, Kamis (30/6/2022).
Baca juga: Garuda Indonesia Akan Tambah Jumlah Operasional Pesawat Menjadi 119 Unit
Meski begitu, Arya menjelaskan, saat ini sudah ada peningkatan terhadap trafik penerbangan internasional pada Februari 2022 yang menyentuh angka 15 persen dibandingkan Januari 2022.
Selain itu, lanjut Arya, tingkat kepercayaan penumpang untuk melakukan perjalanan pada 2022 ini mengalami peningkatan 56 persen dibandingkan dengan 2021.
“Maka dari itu, kami berharap untuk rencana recovery ini jangan hanya pada momen tertentu saja seperti libur dan hari raya. Tetapi harus sustain,” ucap Arya.
Dalam melakukan recover ini, ungkap Arya, Garuda Indonesia, memiliki strategi yang dapat dioptimalkan seperti fokus terhadap pangsa pasar rute domestik dan kargo.
Baca juga: Fokus Layani Penerbangan Kargo Jadi Strategi Garuda Indonesia Tingkatkan Pendapatan
“Kemudian mengoptimalkan potensi market Indonesia business travel dan leisure yang diprediksi lebih cepat dibandingkan proyeksi pasar global,” ucap Arya.