Laporan Wartawan Tribunnews, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, BRASILIA – Brasil mengumumkan rencananya yang akan memperluas ekspor pangan untuk pasar Timur Tengah.
Ekspansi dimaksudkan agar negara samba ini bisa mengisi kekosongan stok bahan pangan imbas dari invasi Rusia dan Ukraina.
Melalui kerjasama perdagangan tersebut, nantinya Brasil akan membantu memasok berbagai kebutuhan pangan seperti gandum dan biji-bijian untuk pasar Arab Saudi, Lebanon dan Uni Emirat Arab.
Baca juga: Bank Sentral Brasil Targetkan Inflasi Sekitar 3,25 Persen pada 2023
Memanasnya serangan Rusia terhadap Ukraina telah memicu terjadinya krisis pangan di sejumlah negara berkembang, termasuk negara-negara di Timur Tengah.
Ini terjadi lantaran sebagian besar bahan pangan masyarakat di Arab Saudi, Lebanon dan Uni Emirat Arab dipasok langsung dari Rusia dan Ukraina.
Lebanon misalnya, negara asal Timur Tengah ini biasa mengimpor 85 persen kebutuhan gandumnya dari Ukraina dan Rusia.
Namun setelah perang kedua negara ini memanas, pemerintah Lebanon tak dapat lagi mengamankan cadangan gandumnya. Hal inilah yang membuat 6,5 juta penduduk Lebanon terancam tak dapat lagi menikmati bahan pangan roti.
"Selama beberapa dekade, Lebanon adalah pengimpor gandum skala besar, karena biaya impor lebih murah daripada menanam gandum. Tetapi karena krisis, kami terpaksa mencari rencana alternatif," ujar Abdallah Nasreddine, juru bicara kementerian pertanian Lebanon mengutip dari Situs Deutsche Welle.
Tak hanya itu imbas dari invasi tersebut juga telah memicu terjadinya krisis pasokan gandum pada 102 juta penduduk Mesir. Dimana biasanya Mesir mengimpor 80 persen pasokan pangannya dari Ukraina dan Rusia.
Namun setelah pasokan ekspor gandum dan biji-bijian dari Rusia dan Ukraina menurun, kini Mesir mulai menghadapi krisis serta lonjakan harga pangan. Kondisi inilah yang membuat Brasil prihatin, hingga pihaknya berencana untuk mengajukan kontrak perdagangan dengan beberapa negara Timur Tengah.
“Brasil memiliki potensi besar karena negara tersebut berupaya meningkatkan keragaman dari produk yang dijualnya ke negara-negara Arab,” ujar Sekretaris Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perekonomian Brasil, Lucas Ferraz.
Baca juga: Inflasi Turki Membumbung Hampir 80 Persen Akibat Lonjakan Harga Pangan
Kerjasama ini bukanlah kali pertama yang dilakukan Brasil, mengutip dari Reuters di tahun 2021 lalu pemerintah Brasil juga telah menjalin kerjasama dengan negara-negara Arab, hingga membuat pemasukan ekspor komoditas pertanian, logam, dan mineral Brasil melonjak hingga 24 miliar dolar AS.
Selain menjadi ladang pangan negara-negara Timur Tengah, Ferraz berharap agar ekspansi ini dapat meningkatkan produktivitas serta lapangan kerja di Brasil. Dengan cara ini pendapatan Brasil bisa kembali meningkat dalam jangka waktu yang panjang.