Laporan Wartawan Tribunnews, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sektor manufaktur makanan dan minuman (mamin) menjadi penunjang utama industri pengolahan nonmigas.
Tercatat, pada kuartal I-2022, industri mamin menyumbang lebih dari sepertiga atau sebesar 37,77 persen dari PDB industri pengolahan nonmigas.
Meski begitu, kinerja industri mamin pada kuartal pertama berada di bawah pertumbuhan PDB industri pengolahan nonmigas dan di bawah pertumbuhan PDB nasional.
Baca juga: Transformasi Digital Industri Pengolahan Susu Tekan Impor Bahan Baku Mamin
Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika, mengatakan pihaknya bersama Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI) berupaya untuk kembali membangkitkan kinerja industri makanan dan minuman.
"Penyelenggaraan pameran ini diharapkan menjadi wahana pendorong bagi para pengusaha di bidang industri makanan dan minuman untuk memperkenalkan produk, kualitas dan citra merek serta memperoleh berbagai masukan atau keinginan dari pelanggannya," tutur Putu saat membuka Pameran Makanan dan Minuman di Plaza Pameran Industri, Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa (5/7/2022).
Dalam rangka meningkatkan pertumbuhan industri mamin, Kemenperin juga terus aktif memfasilitasi promosi produk industri mamin melalui ajang pameran di dalam maupun luar negeri.
Pada pameran Makanan dan Minuman yang digelar Kemeperin diikuti sekitar 60 perusahaan industri mamin.
Selain itu, Presidensi G20 Indonesia di tahun 2022 juga menjadi momentum untuk memperkenalkan produk-produk industri nasional, termasuk produk mamin, yang diharapkan dapat memperluas pasar ekspor.
Industri mamin tumbuh sebesar 3,75 persen pada triwulan I-2022 atau lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan I-2021 yang mencapai 2,45 persen.
Baca juga: Pelaku Industri Mamin Didorong untuk Gunakan Kemasan Ramah Lingkungan
"Industri makanan dan minuman adalah salah satu sektor yang mendapatkan prioritas pengembangan sesuai peta jalan Making Indonesia 4.0," ungkap Putu.
Ditinjau dari sisi perdagangan internasional, ekspor produk mamin sampai triwulan I-2022 menembus 10,92 miliar dolar AS (termasuk minyak kelapa sawit) dan mengalami neraca perdagangan yang positif bila dibandingkan dengan impor produk mamin pada periode yang sama sebesar 3,92 miliar dolar AS.
"Dari sisi investasi, sampai dengan triwulan I tahun 2022, realisasi investasi untuk sektor industri makanan dan minuman mencapai Rp 19,17 triliun, terdiri dari PMDN sebesar Rp 9,34 triliun dan 684,98 juta dolar AS untuk PMA," sebut Putu.
Kinerja industri mamin yang mulai membaik tersebut, tidak lepas dari kerja keras seluruh pemangku kepentingan, mulai dari kementerian dan lembaga terkait hingga kalangan industri, sehingga dapat menghasilkan pertumbuhan yang positif meski terkana dampak pandemi.