News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Indonesia Masih Dianggap Menarik karena Jarang Naikkan Suku Bunga 

Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bursa Hongkong. Arus modal asing atau capital inflow diperkirakan akan masuk ke pasar keuangan di kuartal III 2022.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, negara-negara di Asia masih menarik untuk tujuan investasi portofolio karena jarang menaikkan suku bunga dibanding wilayah lainnya di dunia.

Itu sebabnya, investor asing juga belum sepenuhnya kembali ke pasar di kawasan Asia.

"Pengetatan kebijakan di tempat lain telah membuat investor harus memalingkan wajahnya terlebih dahulu untuk saat ini. Meskipun kami yakin daya tarik Indonesia akan tetap mempesona," ujarnya dalam riset terbarunya, Selasa (5/7/2022).

Arus modal asing atau capital inflow di pasar keuangan akan kembali naik di kuartal III 2022. "Namun, itu semua tergantung dengan situasi dan kondisi yang ada ya," katanya. 

Di sisi lain, JP Morgan Chase & Co. dan Deutsch Bank AG menyampaikan pesan bahwa pasar di emerging market atau negara berkembang berada di posisi yang lebih baik tatkala Amerika Serikat mengalami resesi. 

"Bukan tidak mungkin justru akan memikat investor untuk datang berinvestasi di emerging market," tutur dia.

Baca juga: Analis: Suku Bunga The Fed dan Ancaman Resesi Biang Kerok Rupiah Jatuh Hampir Rp 15.000/USD

Nico menjelaskan, kekhawatiran akan resesi di negara maju, akan mendorong investor melepas aset dan beralih kepada tempat yang jauh lebih menarik. 

Di luar dari turbulensi saat ini, negara berkembang lebih ditopang oleh valuasi murah, return lebih tinggi, pertumbuhan lebih cepat, dan yang terpenting adalah kebangkitan China akan membantu Asia menjadi lebih kokoh lagi.

Baca juga: Rupiah Terus Melemah, Hampir Sentuh Rp 15.000: Pengamat Sarankan BI Kerek Suku Bunga

"Namun pertanyaannya adalah, mengapa investor harus pindah ke lain hati? Sementara di emerging market penuh dengan volatilitas dan pasar yang lebih rentan daripada Amerika? Karena emerging market masih menawarkan kesempatan yang lebih besar, sekalipun ada volatilitas pasar di sana," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini