News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pembelian Pertalite

Penjualan Pertalite Mulai Dibatasi, Konsumen Diprediksi Bakal Bergeser ke Pertamax

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

pergeseran konsumen bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite ke Pertamax dipastikan bakal segera terjadi.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Badan Pemeriksa Keuangan RI (BPK-RI) Achsanul Qosasi mengungkapkan, pergeseran konsumen bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite ke Pertamax dipastikan bakal segera terjadi.

Hanya saja hal ini tinggal menunggu waktunya cepat atau lambat.

Menurut Achsanul, pada awalnya, pertalite di-design oleh Direksi lama Pertamina untuk mengurangi konsumen Premium.

Kala itu Premium dibatasi, dan Pertalite digenjot.

Baca juga: Pakar: Pembelian Pertalite Gunakan Print Out QR Code Lebih Mudah dan Aman

Dan kemudian sekarang Pertalite juga dibatasi, memaksa rakyat pindah ke pertamax

Yang pasti, lanjut Achsanul, Pemerintah telah berhasil menurunkan subsidi BBM dari Rp210 triliun menjadi Rp79 triliun dalam kurun 5 tahun.

“Artinya, selama 5 tahun rakyat membatu Pertamina (Negara) Rp20 triliun per tahun. Tak ada gaduh, semua dilakukan demi membantu Negara. Sebuah harmoni yang seharusnya,” ucap Achsanul dikutip dari akun Twitter pribadinya, Senin (11/7/2022).

Baca juga: Jokowi: Kita Masih Tahan Pertalite Tidak Naik

“Pergeseran ke Pertamax pasti suatu saat terjadi, dan Pertamax akan bersaing dengan Shell, Total, Vivo, AKR. BBM pasar bebas,” sambungnya.

Achsanul kembali mengatakan, rakyat pasti siap bantu Pertamina, tinggal Pertamina yang harus lebih efisien, kurangi beban.

Karena persaingan BBM akan ketat, yang efisien yang menang.

“Rakyat akan rasional, jika harga Pertamax tak bisa bersaing, maka pasar akan memilih yg terbaik, walaupun sedikit lebih mahal,” lanjutnya.

Di satu sisi, dirinya juga mengatakan, jangan pernah membandingkan harga BBM di Indonesia khususnya Pertamina dengan Negara Asia Tenggara seperti Singapura, Thailand, dan lainnya.

Karena negara-negara tersebut bukan penghasil minyak. Jadi wajar harga lebih mahal.

Di Asia Tenggara, penghasil minyak setelah indonesia adalah Brunei Darussalam. Harga BBM RON 90 di Brunei dibanderol sekitar Rp5.500 per liter, dengan subsidi negara.

Saat ini, lanjut Achsanul, ada 74 Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang mengebor sumber daya migas di Indonesia, dengan lifting 700 ribu barrel per hari, dan 70 persennya merupakan asing.

Achsanul pun menyebut, jangan sampai mereka mengambil minyak dari Indonesia, dan justru menjualnya dengan harga murah di negaranya.

Dirinya menegaskan, satu-satunya cara adalah menghemat BBM (bukan hanya dengan menekan Subsidi). Tapi dengan mengurangi pemakaian BBM.

“Gerakan Hemat BBM ini harus kita mulai dari pengelola Negara. Misal dengan mengurangi rombongan iring2an kunjungan (walaupun sekarang masa pencitraan). Rakyat akan manut dan mengikuti,” pungkas Achsanul.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini