News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Saham GoTo

Akademisi: Jika Telkomsel Tak Masuk Gojek, Bakal Jadi Penonton di Pinggir Lapangan

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Persaingan dan Usaha Fakultas Hukum Universitas Indonesia Ditha Wiradiputra

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keputusan investasi PT Telkomsel di PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dinilai merupakan suatu hal yang wajar untuk memajukan bisnis perusahaan di era digital.

Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Persaingan dan Usaha Fakultas Hukum Universitas Indonesia Ditha Wiradiputra mengatakan, proses investasi Telkom Group ke Gojek sudah melalui proses panjang dan kini Gojek pun telah merger bersama Tokopedia.

"Telkom Grup ini memang harus melakukan transformasi, kalau kondisinya dia seperti sekarang (tidak inves ke Gojek), bukan tidak mungkin Telkomsel atau Telkom Group hanya menjadi penonton di pinggir lapangan," ucap Ditha dalam diskusi Isu Investasi Telkomsel, Fakta atau Fitnah, Selasa (12/7/2022).

Baca juga: Kolaborasi Telkomsel dan GOTO Sasar Pasar 114 Juta Pengguna Game di Indonesia

Menurutnya, Telkom Grup memiliki infrastruktur yang cukup memadai dan telah mencoba membuat perusahaan teknologi, tetapi laju bisnisnya tidak sebesar Gojek maupun Tokopedia.

Sehingga, Telkom Grup perlu masuk ke perusahaan digital yang memiliki ekosistem yang lengkap seperti GoTo.

"Perusahaan raksasa pun juga sudah masuk ke GoTo. Artinya tidak mungkin perusahaan sekelas Google, Visa, Alibaba dan lainnya salah naro investasinya atau khilaf, mereka punya pengalaman yang panjang," paparnya.

Tercatat, pada 2021 Gojek Indonesia kembali mendapat suntikan modal dari Telkomsel senilai 450 juta dolar AS atau setara Rp 6,3 triliun.

Suntikan modal ini dilakukan secara bertahap yang sebelumnya dimulai pada 2020.

Awalnya, suntikan modal terjadi pada November 2020 senilai 150 juta dolar AS, dan pada 2021 sebesar 300 juta dolar AS atau setara Rp 4,3 triliun.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini