Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Dana Moneter Internasional (IMF) mengumumkan pemangkasan proyeksi pertumbuhan untuk ekonomi Amerika Serikat (AS), dari sebelumnya 2,9 persen di bulan Juni menjadi 2,3 persen di tahun 2022 ini.
Pemangkasan tersebut dilakukan IMF setelah angka pengangguran di Amerika melonjak drastis sebanyak 3,7 persen, jumlah ini melesat jauh dari perkiraan sebelumnya dimana pada awal tahun kemarin IMF memperkirakan tingkat pengangguran di AS hanya berjalan sebesar 3,2 persen.
Sayangnya lonjakan tersebut diiringi dengan melemahnya pengeluaran konsumen di AS. Hal inilah yang membuat IMF mengambil langkah awal untuk memotong proyeksi pertumbuhan ekonomi Amerika di tahun 2022.
Baca juga: IMF Pantau Perkembangan Sri Lanka, Ajak Pemerintah Bahas Bailout
“Pemotongan proyeksi IMF terhadap pertumbuhan ekonomi AS menyusul data terbaru yang menunjukkan melemahnya pengeluaran konsumen. Prioritas kebijakan AS harus dipercepat untuk memperlambat pertumbuhan harga tanpa memicu resesi,” kata direktur eksekutif IMF.
Selain memangkas proyeksi pertumbuhan, mengutip dari Bloomberg IMF juga ikut memotong perkiraan pertumbuhan PDB riil AS di tahun 2023 mendatang, menjadi 1,0 persen dari sebelumnya 1,7 persen.
Melemahnya perekonomian di AS terjadi karena imbas dari adanya gejolak ekonomi di pasar global, kondisi ini bahkan telah memicu melonjaknya angka inflasi di Amerika hingga tembus mencapai 8,8 persen di tahun ini.
Sejumlah cara telah dilakukan The Fed untuk mengekang pertumbuhan inflasi di negaranya, salah satunya dengan menaikan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin pada awal Juni lalu.
Baca juga: The Fed Berencana Kerek Lagi Suku Bunga untuk Antisipasi Lonjakan Inflasi AS
Meski langkah ekstrem ini tidak langsung menurunkan laju inflasi di AS, namun IMF memperkirakan bahwa inflasi di kuartal keempat 2023 akan turun sebanyak 1,9 persen. Dengan begini IMF yakin Amerika Serikat bisa menghindar dari jurang resesi.