Lebih buruk lagi, perusahaan yang tidak kuat bisa saja akan tutup dan berhenti beroperasi.
Resesi juga bisa membuat kinerja instrumen investasi akan mengalami penurunan.
Di saat seperti itu, investor akan cenderung menempatkan dananya pada bentuk investasi yang aman.
Selain itu, daya beli masyarakat juga akan terkena imbas dari resesi ini.
Masyarakat akan lebih selektif dalam menggunakan uangnya dan akan lebih fokus kepada pemenuhan kebutuhan terlebih dahulu.
Baca juga: Tanda-tanda Eropa Mulai Resesi, Nilai Tukar 1 Euro Setara 1 Dolar AS
Tips Meminimalisir Dampak Resesi
Resesi adalah bagian dari siklus bisnis atau ekonomi. Siap tidak siap, perlu dilakukan persiapan jika situasi resesi benar-benar terjadi.
Lantas bagaimana cara menyikapi situasi saat terjadi resesi ekonomi?
Menurut laman Sikapi Uangmu OJK, perencanaan keuangan menjadi hal yang penting agar tidak mengalami dampak besar akibat resesi.
Setidaknya, lakukan perencanaan keuangan 10-20-30-40, dan pastikan 20 persen dari dana yang digunakan untuk investasi dialokasikan untuk dana darurat pada instrumen yang sangat likuid.
Semakin besar proporsinya maka akan semakin siap kalian dalam memenuhi kebutuhan di tengah kondisi resesi ekonomi.
Hal ini penting karena bisa saja seseorang kehilangan pekerjaan karena perusahaan tempatnya bekerja tutup saat resesi terjadi.
Mulailah untuk mengurangi dan tidak menambah beban-beban pengeluaran seperti utang.
Jangan anggap enteng utang meskipun hanya dari kartu kredit karena kamu tidak akan tahu kondisi keuanganmu ketika resesi ekonomi menerpa.
Baca juga: Bill Gates: Sinyal Munculnya Resesi Sangat Kuat, Ajak Tetap Optimis dalam Jangka Panjang