TRIBUNNEWS.COM - Simak beberapa cara untuk menghadapi ancaman resesi, dalam artikel berikut ini.
Berdasarkan survei dari Bloomberg, Indonesia masuk dalam daftar 15 negara yang berpotensi mengalami resesi.
Indonesia berada di peringkat ke-14 dengan probabilitas masuk krisis 3 persen.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan, hasil survei tersebut menunjukkan indikator ekonomi Indonesia jauh lebih baik dari negara-negara lain yang peringkatnya di atas Indonesia dalam survei tersebut.
Adapun peringkat 1 sampai 15 secara berurutan, yakni Sri Lanka, New Zealand, Korea Selatan, Jepang, China, Hongkong, Australia, Taiwan, Pakistan, Malaysia, Vietnam, Thailand, Filipina, Indonesia, dan India.
Namun, Indonesia tetap harus waspada terhadap potensi resesi yang masih dapat terjadi.
"Kita tetap harus waspada karena ini akan berlangsung sampai tahun depan."
"Risiko global mengenai inflasi dan resesi, atau stagflasi sangat rill dan akan menjadi salah satu topik pembahasan kita," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers di Bali, Rabu (13/7/2022), dilansir Kompas.com.
Lantas, bagaimana cara menghadapi ancaman resesi?
Resesi berarti penurunan yang signifikan dalam kegiatan ekonomi secara umum.
Baca juga: Resesi adalah Penurunan Ekonomi di Suatu Wilayah, Ini Cara Mengantisipasi Resesi
Dalam menghadapi ancaman resesi, hal-hal berikut ini dapat membantu untuk persiapan sebagaimana dilansir Investopedia:
1. Miliki Dana Darurat
Jika memiliki uang tunai sendiri, Anda tidak akan terlalu bergantung pada pinjaman untuk menutupi biaya tak terduga atau kehilangan pekerjaan.
Ketersediaan kredit cenderung mengering dengan cepat ketika resesi melanda.
Setelah hal-hal ini terjadi, gunakan dana darurat Anda untuk menutupi pengeluaran yang diperlukan.
Namun, tetap hemat anggaran Anda untuk bertahan dan memulihkannya secepat mungkin.
2. Hidup Sesuai Kemampuan
Jika Anda memiliki pasangan dan merupakan keluarga dengan dua pendapatan, bayangkan jika pendapatan Anda hanya dari satu orang.
Di masa-masa sulit, jika salah satu pasangan diberhentikan, Anda akan baik-baik saja.
Sebab, Anda sudah terbiasa hidup dengan satu penghasilan.
Baca juga: 5 Riwayat Resesi Global, Ada The Great Depression dan Krisis Finansial Asia 1997
3. Punya Penghasilan Tambahan
Apabila Anda memiliki pekerjaan penuh waktu, bukanlah ide yang buruk untuk memiliki sumber penghasilan tambahan.
Begitu resesi melanda, jika Anda kehilangan satu aliran pendapatan, setidaknya Anda masih memiliki aliran pendapatan yang lain.
Anda mungkin tidak menghasilkan uang sebanyak sebelumnya.
Bahkan, Anda mungkin keluar dari ujung lain resesi dengan bisnis baru yang sedang tumbuh saat ekonomi meningkat.
4. Berinvestasi untuk Jangka Panjang
Saat mendekati usia pensiun, Anda harus memastikan memiliki cukup uang dalam bentuk investasi.
Sehingga, Anda tidak membutuhkan semua uang pensiun pada usia 66 tahun, tapi sebagian saja.
Baca juga: IMF: Gangguan Gas Alam Dapat Memicu Resesi di Eropa
Diberitakan washingtonpost, Anda harus memiliki uang ekstra karena resesi dapat dengan cepat mengubah keadaan.
Jika Anda tidak memiliki dana darurat yang baik, pertimbangkan untuk membatalkan liburan atau menunda proyek renovasi mahal yang tidak perlu.
Anda tidak harus berhutang jika kehilangan pekerjaan atau karena upah Anda tidak sesuai dengan inflasi yang tinggi.
Selain itu, pertimbangkan bahwa standar untuk memiliki biaya hidup tiga sampai enam bulan mungkin tidak cukup.
(Tribunnews.com/Nuryanti) (Kompas.com/Isna Rifka Sri Rahayu)