Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, NUSA DUA - Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen pada Kamis (14/7/202), mengatakan keputusan Pemimpin Rusia Vladimir Putin untuk menyerang Ukraina telah menimbulkan dampak negatif ke seluruh dunia.
Janet Yellen menyebut pejabat Rusia tidak mendapat tempat dalam pertemuan ekonomi Group of Twenty (G20) yang diadakan minggu ini.
Dalam konferensi pers di sela-sela pertemuan menteri keuangan dan bank sentral G20, Janet Yellen mendesak komunitas global untuk meminta pertanggungjawaban Rusia atas dampak yang ditimbulkan invasi Moskow ke Ukraina terhadap kenaikan harga energi dan meningkatnya krisis pangan.
Baca juga: AS akan Tekan Sekutu G20 Batasi Minyak Rusia
"Saya pikir saya telah menjelaskan bahwa itu tidak bisa menjadi bisnis seperti biasa sehubungan dengan partisipasi Rusia pada pertemuan-pertemuan ini," ujar Yellen, yang dikutip dari Reuters.
Yellen menambahkan, dia menantikan kehadiran menteri keuangan Ukraina dalam pertemuan G20 ini.
Menteri keuangan AS ini juga menyatakan dia akan mendorong diberlakukannya pembatasan harga minyak Rusia, yang menurutnya efektif untuk menurunkan harga energi.
Yellen menuturkan, gagalnya pemberlakukan pembatasan minyak Rusia dapat menutup sejumlah besar minyak Rusia, yang dapat mendorong harga minyak global melonjak lebih tinggi. Dia berharap China dan India dapat berpartisipasi dalam pemberlakukan pembatasan harga ini.
"Ini akan memberi Rusia cara untuk terus mengekspor minyak dan itu akan membantu konsumen di seluruh dunia, termasuk di China dan India, menghindari lonjakan harga minyak global," katanya.
Wanita berusia 75 tahun ini juga menyebut China telah gagal dalam upaya restrukturisasi utang bagi negara-negara berpenghasilan rendah, dan mengatakan salah satu tujuannya hadir dalam pertemuan ini adalah untuk mendorong kreditur G20, termasuk China, agar membantu negara-negara berpenghasilan rendah yang sedang kesulitan membayar utang.
Amerika Serikat juga dilaporkan akan memberikan hibah sebesar 70 juta dolar AS kepada Dana Moneter Internasional (IMF), yang diharapkan dapat memungkinkan IMF memberikan pinjaman tanpa bunga kepada negara dengan tingkat ekonomi termiskin di dunia.
Baca juga: Forum Dialog G20-B20, Kadin Dorong Percepatan Transformasi Digital untuk Bisnis dan UMKM
Yellan melanjutkan, memerangi inflasi AS yang tinggi adalah salah satu prioritas Pemerintahan Presiden Joe Biden, dan dia menyatakan dukungannya atas langkah Federal Reserve AS (The Fed) untuk menaikkan suku bunga guna meredam lonjakan inflasi.
Yellen menolak menyebut kenaikan suku bunga AS dapat merugikan pasar negara berkembang, dengan mengatakan dampak utama bagi negara-negara berkembang berasal dari lonjakan harga bahan bakar dan pangan yang dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina.
Namun Yellen mengakui, kenaikan suku bunga The Fed telah mendorong nilai dolar AS, yang dapat berdampak pada negara-negara yang memiliki utang berdenominasi dolar.