Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA - Bursa saham di Asia-Pasifik mengalami penurunan pada perdagangan hari ini, Senin (25/7/2022), menyusul akan diadakannya pertemuan Federal Reserve AS (The Fed) pekan ini.
Selain itu, bursa juga merespons akan dirilisnya data Produk Domestik Bruto AS di kuartal kedua tahun 2022 pada Kamis (28/7/2022) mendatang.
Dikutip dari CNBC, indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,31 persen, dan indeks teknologi Hang Seng jatuh 1,6 persen.
Baca juga: Bursa Saham Asia-Pasifik Mayoritas Turun Menyusul Rilisnya Data Inflasi Jepang
Saham Hong Kong dari perusahaan China yang terdaftar di AS turun pada perdagangan hari ini. Saham produsen mobil asal China Nio turun 7,23 persen, sementara saham raksasa teknologi Alibaba jatuh 1,86 persen.
Bursa saham di China Daratan juga mengalami penurunan. Indeks Shanghai Composite turun 0,60 persen menjadi 3.250,39, dan indeks Shenzhen Component merosot 0,83 persen menjadi 12.291,59.
Indeks Nikkei 225 Jepang turun 0,77 persen menjadi 27.699,25, sementara indeks Topix anjlok hingga 0,61 persen menjadi 1.943,21.
Baca juga: Bursa Saham Hari Ini Diprediksi Menguat, Pasar Respon Keputusan BI Pertahankan Suku Bunga
Indeks Kospi Korea Selatan turun 0,44 persen menjadi 2.403,69, sementara indeks Kosdaq hampir datar di 789,69.
Sedangkan indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,44 persen.
Akhir pekan ini, semua perhatian akan tertuju pada hasil pertemuan The Fed dan rilis data PDB AS di kuartal kedua tahun ini. Menurut alat FedWatch CME Group, ekspektasi The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin pada bulan Juli mencapai 76,3 persen.
“Dengan fokus pada pertemuan FOMC AS (Pernyataan Komite Pasar Terbuka Federal), aset Asia kemungkinan akan diperdagangkan beragam di awal minggu dengan risiko stagflasi tetap menjadi perhatian utama," kata seorang ekonom di Mizuho Bank, Venkateswaran Lavanya dalam laporan hariannya.
Di kawasan Asia-Pasifik, perkiraan awal untuk PDB Korea Selatan akan keluar pada hari Selasa (26/7/2022) besok, dan Australia akan melaporkan data inflasi pada Rabu (27/7/2022) mendatang.
Otoritas Moneter Singapura (MAS) hari ini melaporkan inflasi inti pada bulan Juni naik menjadi 4,4 persen dibandingkan tahun lalu, naik dari 3,6 persen pada bulan Mei dan lebih tinggi dari perkiraan para ekonom yang disurvei oleh Reuters yaitu sebesar 4,2 persen.
“Kenaikan inflasi inti mencerminkan kenaikan harga yang lebih kuat di seluruh kategori luas layanan, makanan, ritel & barang lainnya, serta listrik & gas,” kata MAS dan kementerian perdagangan Singapura dalam sebuah pernyataan.
Pada akhir pekan kemarin, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan cacar monyet sebagai darurat kesehatan global. Komite darurat organisasi tidak dapat mencapai konsensus, namun kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus membuat keputusan untuk mengeluarkan peringatan tertinggi, meskipun Ghebreyesus menyatakan peringatan ini tidak akan mengganggu perdagangan atau perjalanan global saat ini.
Sementara di pasar bahan bakar, harga minyak berjangka turun pada perdagangan Asia hari ini. Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 1,21 persen menjadi 93,55 dolar AS per barel, sementara harga minyak mentah berjangka Brent turun 1,06 persen menjadi 102,11 dolar AS per barel.