Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA – Panasnya gejolak pasar global imbas pengetatan kebijakan moneter yang dilakukan The Fed telah membuat mata uang dolar AS kembali mencatatkan penurunan pada perdagangan Selasa (26/7/2022).
Mengutip dari Reuters indeks dolar yang mengukur greenback terhadap sejumlah mata uang lainnya turun tipis sebanyak 0,09 persen hingga nilainya ambles di level 106,270.
Penurunan ini jadi yang terendah yang pernah dialami dolar dalam perdagangan bulan Juli tahun ini.
Kekhawatiran investor akan adanya kenaikan suku bunga The Fed imbas lonjakan inflasi di AS telah menarik kekuatan greenback hingga nilainya jatuh dalam beberapa hari terakhir.
Baca juga: Selasa Sore, Rupiah Bertahan di Level Rp 14.993 Per Dolar AS, Pengamat: Besok Kembali Melemah
Amblesnya nilai dolar justru berbanding terbalik dengan mata uang euro, meski saat ini Eropa tengah dihadapi sentimen panas karena pengetatan energi yang dilakukan Rusia.
Namun hal tersebut tak lantas membuat nilai euro melemah, justru pada perdagangan Selasa nilai euro mengalami kenaikan sebanyak 0,21 persen menjadi 1,0240 terhadap dolar AS.
Kenaikan serupa juga terlihat pada pergerakan dolar Australia yang melesat menuju ke level 0,6984 serta dolar Selandia Baru yang ikut terkerek naik menuju 0,6970 terhadap dolar AS pada awal perdagangan Selasa pagi.
"Kenaikan 50 bp dari (Reserve Bank of Australia) minggu depan hanyalah kesimpulan yang sudah pasti, risiko utama adalah kenaikan yang lebih besar, Mungkin ada sedikit kenaikan untuk dolar Aussie, tergantung pada datanya," kata analis di ANZ Bank Australia.
Tak mau kalah dengan yang lainnya, mata uang pound juga terlihat menguat tipis sebanyak 0,2 persen hingga harganya terdorong naik menjadi 1,2075 terhadap dolar AS.