News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Jepang Janji Berikan Bantuan 43,6 miliar Yen Bagi Pembangunan PLTA di Indonesia

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perdana Menteri Fumio Kishida bertemu dengan Presiden Joko Widodo, yang memimpin G20 dan menegaskan bahwa Jepang akan bekerja sama dengan KTT G20 pada bulan November 2022.

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO -Jepang menjanjikan akan memberikan bantuan 43,6 Miliar Yen bagi pembangunan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di Indonesia.

"Kami ingin mendukung peningkatan kapasitas keamanan maritim Indonesia dengan melanjutkan studi pengadaan kapal patroli, dan juga berniat memberikan pinjaman yen sekitar 43,6 miliar yen atas rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga air. di Indonesia," ungkap PM Fumio Kishida dalam jumpa pers bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) siang ini (27/7/2022).

Perdana Menteri Fumio Kishida bertemu dengan Presiden Joko Widodo, yang memimpin G20 dan menegaskan bahwa Jepang akan bekerja sama dengan KTT G20 pada bulan November 2022.

Baca juga: Jokowi Tiba di Jepang: Ini Sejumlah Agenda Selama di Tokyo, Termasuk Bertemu Kaisar

Selain itu, Presiden Jokowi melaporkan bahwa ia telah mencabut semua pembatasan impor produk makanan Jepang yang terkena dampak kecelakaan di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi TEPCO sehingga kini bebas masuk Indonesia.

Pada tanggal 27 Juli ini, Perdana Menteri Kishida bertemu dengan Presiden Indonesia Joko Widodo yang sedang mengunjungi Jepang, di Kantor Perdana Menteri selama sekitar satu jam melakukan rapat bersama.

Pada awalnya, Perdana Menteri Kishida mengatakan, "Kami ingin mempromosikan kerja sama dengan Indonesia untuk mengantisipasi perkembangan baru 'Indo-Pasifik yang Bebas dan Terbuka'. Kami ingin lebih memperkuat kemitraan strategis antara kedua negara."

Kedua pemimpin juga menegaskan bahwa Indonesia akan bekerja sama dengan KTT G20 di Bali pada November, mengingat Indonesia adalah presiden G20.

Selain itu, Presiden Joko mengatakan bahwa dia telah mencabut semua pembatasan impor pada produk makanan Jepang yang terus berlanjut setelah kecelakaan di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi TEPCO, dan Perdana Menteri Kishida mengatakan, "Ini mendorong semua orang di daerah bencana dan menyambutnya dengan baik."

Dalam jumpa pers bersama, Perdana Menteri Kishida mengatakan, "Kami bermaksud untuk lebih mengembangkan hubungan menuju peringatan 65 tahun pembentukan hubungan diplomatik antara kedua negara tahun depan dan berkontribusi pada perdamaian dan stabilitas kawasan dan dunia bersama-sama dengan Indonesia."

Setelah itu, kedua pemimpin bertukar pendapat tentang invasi Rusia ke Ukraina sambil makan siang di Kantor Perdana Menteri, dan sepakat semua negara di dunia harus mematuhi hukum, kedaulatan, dan wilayah internasional.

Baca juga: Jepang Akan Menghapuskan Pembatasan Impor Produk Makanan Bagi Indonesia

"Saya telah menegaskan bahwa persatuan Ukraina harus dipertahankan," ungkap PM Kishida lagi.

Presiden Indonesia Joko Widodo membuat siaran pers bersama setelah pertemuan dengan Perdana Menteri Kishida, mengatakan di awal, "Atas nama rakyat Indonesia, saya ingin menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya mantan Perdana Menteri Abe."

Di G20 yang diketuai oleh Indonesia, konflik antara negara Barat dan Rusia semakin dalam, namun Presiden Jokowi mengatakan, “Terima kasih atas dukungan Jepang untuk kepresidenan Indonesia bagi G20. Sebagai G20, akan sangat berkontribusi pada pemulihan ekonomi dunia."

Jokowi menambahkan pula, "Kami berniat untuk bekerja sama dengan Jepang menjelang KTT November mendatang."

Mengenai kerja sama di kawasan Indo-Pasifik, Indonesia akan memimpin ASEAN atau Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara dan Jepang akan memimpin G7 , tujuh negara besar tahun depan.

"Saya ingin bekerja sama dengan perumusan masalah prioritas," tambah PM Kishida lagi.

Selain itu, Presiden Joko Widodo dalam pertemuan tersebut menyerukan penyelesaian lebih awal proyek infrastruktur seperti fasilitas pelabuhan yang ditangani Jepang, dan meminta investasi baru dan bantuan teknis dari Jepang di bidang-bidang seperti kendaraan listrik.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini