Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING – China dikabarkan tengah meningkatkan impor gas Rusia, pengumuman ini diketahui publik setelah pemerintah China kembali memulai operasi pembangunan pipa Power of Siberia.
Melalui proyek ini, nantinya aliran gas Gazprom Rusia dari kilang Siberia akan dialirkan ke perusahaan National Petroleum Corp melalui jalur sisi timur China menuju wilayah Shanghai, dilansir dari CNBC International.
Sebagai informasi proyek pipa Power of Siberia sebenarnya telah lama dibangun China dan Rusia tepatnya sejak tahun 2019 silam, akan tetapi pengiriman gas melalui jalur ini baru mulai beroperasi pada Desember 2020.
Baca juga: Rusia Cekik Aliran Gas Lebih Kecil Lagi Setelah Uni Eropa Kampanyekan Penghematan Energi
Lewat jalur ini, bea cukai China mencatat setidaknya Shanghai dapat mengimpor gas dari Rusia sebanyak 3,81 miliar dolar AS.
Meski saat ini pasokan energi dari Rusia tengah diboikot Barat dan AS, namun munculnya ancaman krisis energi yang tengah menghantui pasar global telah membuat China was -was hingga pihaknya nekat menentang larangan AS dengan meningkatkan impor gas Rusia melalui pipa Power of Siberia.
Tak tanggung – tanggung untuk merealisasikan rencana ini, China dilaporkan telah menginvestasikan dana senilai 55 miliar dolar AS untuk memperluas proyek pipa Power of Siberia, agar negara tirai bambu ini dapat meningkatkan impor gas Rusia.
Apabila proyek ini rampung digarap nantinya Rusia dapat memasok gas tahunan pada China sebanyak 38 miliar meter kubik selama beberapa dekade mendatang, dimulai pada tahun 2025.
Dengan kerjasama ini presiden China Xi Jinping berharap agar negaranya bisa melepaskan diri dari penggunaan pembangkit listrik tenaga batu bara.
Selain itu dengan adanya peningkatan impor tersebut, Rusia juga dapat kembali memacu pendapatannya.
Mengingat beberapa bulan terakhir pengiriman gas Moskow terus menghadapi penurunan akibat pemangkasan yang dilakukan Uni Eropa.