Menurutnya, kenaikan suku bunga The Fed dapat mempengaruhi pergerakan pasar keuangan global melalui transmisi suku bunga. Hal tersebut tentunya akan mempengaruhi volatilitas nilai tukar.
Baca juga: Pasar Modal Dunia Diprediksi Mengalami Guncangan saat The Fed Naikkan Suku Bunga
Namun dari domestik, Reny tetap memperkirakan rupiah dapat menguat kembali ke kisaran Rp 14.700-Rp 14.800 per dolar AS pada akhir tahun.
"Dengan asumsi kenaikan suku bunga The Fed sudah priced in, pertumbuhan ekonomi berlanjut, dan capital flow kembali masuk ke pasar domestik," tutur Reny seperti dikutip dari Kontan.
Lebih lanjut, pergerakan rupiah juga dipengaruhi oleh kembali meningkatnya kasus Covid-19 di dalam negeri. Kasus yang kembali meningkat dapat menahan kembali aktivitas bisnis.
Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo juga memprediksi, kebijakan suku bunga The Fed yang naik 75 bps akan memberi dampak negatif pada kurs rupiah.
Meskipun begitu dampaknya akan terjadi dalam jangka pendek, saja.
Baca juga: Nilai Tukar Rupiah Merosot 0,33 Persen di Kuartal I 2022
"Pasalnya, upaya kenaikan suku bunga dari Fed dinilai sudah kurang agresif karena beberapa dampak dari penurunan aktivitas manufaktur," ucap Sutopo.
Saat ini, posisi rupiah masih diperdagangkan pada kisaran Rp 15.000 per dolar AS. Secara teknis, menurut Sutopo, pelemahan rupiah terhadap dolar AS masih dimungkinkan untuk menguji Rp 15.100 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup melemah 0,84 % ke Rp 15.041 per dolar AS pada perdagangan Rabu (27/7). Pelemahan rupiah sempat menyentuh level terendah di Rp 15.049 dan tertinggi di 14.916 per dolar AS.
Investor Optimis
The Fed menaikkan tingkat suku bunganya sebanyak 75 basis poin (bps).
Kenaikan tersebut untuk bulan kedua berturut-turut setelah sebelumnya pada Juni lalu menaikkan tingkat suku bunganya.
Baca juga: Dolar Kembali Catatkan Penurunan, di Tengah Kekhawatiran Pengetatan Kebijakan The Fed
"Sejauh ini pelaku pasar dan investor mampu menerima situasi dan kondisi tersebut, sehingga pasar pun juga optimis bahwa kenaikkan tingkat suku bunga akan mulai melambat. Meskipun tingkat suku bunga naik, tapi ada potensi bahwa pasar akan kembali bergairah hari ini," ujar Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus dalam risetnya, Kamis (28/7/2022).
Sebab, Gubernur The Fed Jerome Powell membuat pernyataan yang menenangkan kemarin dengan menolak bahwa perekonomian Amerika akan menuju resesi.