Seperti diketahui, kenaikan suku bunga ini ditengah situasi dan kondisi yang kian semakin memanas akibat tingginya inflasi di Amerika dalam kurun waktu 40 tahun terakhir.
"Pada akhirnya The Fed harus kembali menaikkan tingkat suku bunganya. Meskipun di atas kertas ada kemungkinan The Fed untuk menaikkan hingga 100 bps, tampaknya The Fed tetap akan berhati hati untuk menjaga volatilitas yang terjadi di pasar," kata Nico.
Adapun dengan kenaikkan 75 bps, total yang sudah dinaikkan dalam kurun waktu dua bulan sudah mencapai 150 bps, dan ini merupakan kenaikkan paling tinggi setelah Paul Vocker lakukan pada awal 1980an.
Baca juga: The Fed Resmi Naikkan Suku Bunga Lagi 75 Bps, Analis: Bikin Investor Optimis
The Fed juga menyatakan, bahwa ada kemungkinan pada pertemuan berikutnya, akan menaikkan kembali tingkat suku bunganya dengan besaran yang sama, namun semua akan kembali kepada data sekarang dan nanti.
"The Fed selanjutnya akan berkumpul pada bulan September ya pemirsa, di mana ini merupakan suatu cerita lanjutan dari perjalanan The Fed tahun ini.Semoga saja, setelah kenaikkan ini, inflasi dapat segera mengalami penurunan, sehingga The Fed tidak perlu menaikkan tingkat suku bunga dengan besaran yang sama seperti saat ini," pungkas Nico. (Tribunnews.com/Kontan)