Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perusahaan infrastruktur batu bara, PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (BIPI) mengakuisisi PTT Mining Ltd (PTTML) Hongkong senilai 471 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau sekira Rp 7 triliun (kurs Rp 14.878 per dolar AS).
Direktur Utama Astrindo Ray Anthony Gerungan menerangkan, akuisisi PTTML memiliki peluang yang baik melihat harga batu bara saat ini.
"Namun, niat kami membeli tambang batu bara dimulai jauh sebelum lonjakan harga baru-baru ini," ujar Ray dalam keterangannya, Selasa (2/8/2022).
Baca juga: Bank Besar Terus Kurangi Pendanaan Batu Bara, Pemerintah Disarankan Evaluasi Perjanjian Karya
Ia menambahkan, volatilitas harga batu bara tidak ada hubungannya dengan strategi jangka panjang Astrindo. Sebab, ucap Ray, Astrindo akan lebih fokus untuk menciptakan platform infrastruktur yang dapat mengurangi emisi karbon dari transportasi dan logistik.
"Kami berharap dapat memperluas platform ini menuju industri netral karbon," terang Ray.
Direktur Astrindo Michael Wong mengatakan dampak langsung dari akuisisi PPTML ke Astrindo sangat besar. Sehingga kinerja keuangan di tahun 2022 akan menunjukan peningkatan yang tajam.
"Hal itu seiring dengan kenaikan harga batu bara," imbuh Michael.
Presiden dan Chief Executive Officer PTT Auttapol Rerkpiboon mengatakan, Direksi PTT, menyetujui penjualan oleh PTT International Holdings Limited (PTTIH), anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh PTT, dari seluruh investasinya, menjadi 100 persen dari total saham yang diterbitkan, di PTTML kepada Astrindo.
Baca juga: Jerman Stop Beli Batu Bara dan Minyak Rusia
"Sebuah perusahaan investasi Indonesia yang berfokus pada infrastruktur energi terintegrasi. Divestasi bisnis batu bara ini sejalan dengan strategi PTT menuju keberlanjutan dan energi bersih," imbuhnya.