Akan tetapi harga itu tidak bertahan lama, dan sekarang ini harga kopra mengalami penurunan, hingga dijual Rp 7.500 per kilogram saja.
"Harga kopra sejak bulan Mei kemarin dari Rp 10 ribu per kilogram, perlahan turun sampai diharga sekarang Rp 7 ribu per kilogram, " tuturnya.
Katanya, harga kopra kembali mengalami penurunan, dan kali ini turunnya cukup drastis. "Tong (kami) petani, kalau harga kopra turun, harus pasrah," keluhnya.
Lanjut Rahman, produksi kopra di Kecamatan Galela melimpah, namun harga kopra tidak berbanding lurus. Petani belum mengetahui, penyebab turunnya harga kopra di Halmahera Utara.
"Padahal, kopra di Kecamatan Galela produksinya melimpah, tapi harga malah turun, jadi kami pasrah saja, "imbuhnya.
Baca juga: Kapal AL Jepang Selamatkan 3 Anak Buah Kapal Pengangkut Kopra Indonesia di Maluku
Menurutnya, turunnya harga kopra diangka Rp 7 ribu per kilogram, tetapi harga panjat pohon kelapa tidak turun.
"Bayangkan, harga kopra turun, tapi harga panjat tidak turun, bagaimana kita bisa hidup, "keluhnya.
Rahman membeberkan, biaya produksi kopra mulai dari menebang rumput di kebun, biaya panjat pohon kelapa sampai hasil produksi menjadi kopra hitam cukup mahal. Di mana lokasi kebun kelapa mlikinya sekitar 5 hektar, di dalamnya terdapat 700 pohon kelapa. Rahman menghabiskan biaya sebesar mendekati Rp 10 juta.
"Kalau di hitung, biaya produksi kerja dan harga jual tidak sebanding, "akunya.
Yang mana proses produksi kopra, memakan waktu cukup lama. "Kalau kita kerja kopra, mulai dari awal sampai menjadi kopra hitam, memakan waktu lama," jelasnya.