Laporan Wartawan Tribunews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masih banyaknya limbah makanan yang tidak dikelola dengan baik memberikan dampak buruk terhadap kesehatan manusia dan kelestarian alam.
Limbah makanan yang dibiarkan menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dapat membahayakan bagi bumi sehingga dibutuhkan solusi yang tepat untuk menangani masalah ini.
Sekretaris Jenderal Yayasan Korindo, Seo Jeongsik mengatakan, di tempat pembuangan akhir (TPA), sampah makanan ini dalam kondisi anaerob karena tertumpuk atau tertutup sehingga menghasilkan gas metana yang dapat meningkatkan total emisi karbon.
"Gas metana memiliki efek puluhan kali lebih kuat daripada karbondioksida penyumbang terbesar efek rumah kaca penyebab pemanasan global dan perubahan iklim," kata Seo Jeongsik di sela-sela pembangunan fasilitas pengolahan sampah organik Bio-Conversion organik di Rest Area Cibubur Square belum lama ini.
Baca juga: Cara RI Atasi Sampah Laut Dipuji Menteri Pembangunan Internasional Norwegia
Peletakan batu pertama ini merupakan kelanjutan dari MoU (Memorandum of Understanding) antara Korindo Group dan Forest For life Indonesia (FFLI) yang ditandatangani pada 13 Juni silam.
Seo berharap program ini dapat berjalan lancar dan menunjukkan hasil yang terbaik sebab lewat program ramah lingkungan perusahaan berupaya untuk menjaga lingkungan sekitar, yang berarti secara langsung turut menjaga kelestarian bumi.
Kepala Forest for Life Indonesia (FFLI) Hadi Pasaribu menilai kerja sama ini sejalan dengan komitmen FFLI dalam mewujudkan Indonesia yang bebas dari sampah.
"Fasilitas pengolahan sampah organik Bio-Conversion organik di Rest Area Cibubur Square bisa rampung dan diresmikan pada akhir tahun mendatang, sehingga manfaatnya segera dirasakan oleh semua pihak, baik perusahaan, FFLI maupun warga sekitar," kata Hadi.
Selain memanfaatkan sampah organik dari Rest Area Cibubur Square, kata dia warga sekitar rest area juga diperbolehkan menyumbang sampah organiknya di fasilitas ini.
Ditambahkan Hadi, selain membangun fasilitas pengolahan sampah organik Bio-Conversion organik BSF (Black Soldier Fly/ Lalat Tentara Hitam), nantinya di lahan yang sama juga akan dibangun kolam ikan lele dan kandang ayam.
Maggot dari BSF akan menjadi pakan lele dan ayam yang diternak di Rest Area Cibubur Square sehingga akan membentuk skala ekonomi yang terintegrasi.
Seremoni peletakan batu pertama sekaligus penanaman bibit pohon damar ini dilakukan oleh Sekretaris Jenderal Yayasan Korindo, Seo Jeongsik, Kepala FFLI Hadi Pasaribu dan Agus Djoko Ismanto dari PT CUSI (Cipta Ulang Sumber Daya Indonesia) di lahan milik Rest Area Cibubur Square, Jakarta Timur.