Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, BANGKOK – Bank sentral Thailand pada hari rabu (10/8) akhirnya menaikkan suku bunga utama untuk pertama kalinya dalam empat tahun ke belakang, sebagai upaya menekan lonjakan inflasi.
Dikutip dari Reuters, Kamis (11/8/2022) bank sentral Thailand pada akhirnya mengikuti sebagian besar rekan-rekannya dengan menaikkan suku bunga pembelian kembali satu hari (one day purchase rate) menjadi 0,75 persen dari rekor terendah 0,50 persen.
Sementara itu, Komite kebijakan moneter mengatakan bahwa kenaikan suku bunga lebih lanjut akan dilakukan secara bertahap dan terukur dengan mempertimbangkan prospek pertumbuhan dan inflasi.
Baca juga: Menkeu Sri Mulyani Waspadai Dorongan Inflasi dari Harga Pangan dan Energi
Seorang direktur di Departemen Stabilitas Keuangan bank Thailand, Don Nakornthab mengatakan, angka itu masih rendah dibandingkan dengan rata-rata 2 persen selama dua dekade terakhir.
Di samping itu, indeks harga konsumen Thailand mengalami kenaikan 7,61 persen di bulan Juli dari tahun sebelumnya, jauh di atas kisaran target bank sentral Thailand sebesar 1 persen hingga 3 persen.
Bank sentral Thailand lalu memperkirakan bahwa inflasi akan tetap tinggi untuk sisa tahun ini sebelum secara bertahap turun ke kisaran target pada 2023 karena tekanan harga dari sisi penawaran mulai mereda.
Di sisi lain, sekretaris kebijakan moneter, Piti Disyatat mengungkapkan, ekonomi Thailand diproyeksikan akan terus pulih dengan momentum yang kuat dari aktivitas pariwisata asing yang mulai meningkat.
Dia lalu menyarankan bank sentral
Thailand untuk merevisi perkiraan pertumbuhan ekonomi di tahun 2022 sebesar 3,3 persen, dengan berpatokan pada jumlah wisatawan asing yang diperkirakan akan mengalahkan perkiraan 6 juta tahun ini.
Secara terpisah, ekonomi Thailand tumbuh 1,5 persen tahun lalu, termasuk yang paling lambat di Asia Tenggara.
"Jika inflasi terus melemah seperti yang kami harapkan dan pertumbuhan terhambat, bank sentral akan mengambil pendekatan bertahap untuk siklus pengetatannya. Kami pikir suku bunga akan mencapai puncaknya pada 1,5 persen tahun depan," kata Gareth Leather dari Capital Economics.
Sedangkan kepala ekonom Emerging Asia di Pantheon Macroeconomics, Miguel Chanco mengatakan kenaikan suku bunga pada hari Rabu (10/8) tidak dapat terhindarkan dan sudah lama tertunda serta akan diikuti oleh pergerakan 25 bps lainnya bulan depan.