Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR – Bank Negara Malaysia mengatakan bahwa ekonomi di negaranya pada kuartal kedua tahun 2022 mencatatkan pertumbuhan yang lebih tinggi sebesar 8,9 persen.
Angka ini melesat lebih cepat dari perkiraan pertumbuhan di sesi sebelumnya, dimana saat itu produk domestik bruto (PDB) kuartal pertama hanya mencapai 6,7 persen. Adanya penguatan ini lantas membuat laju ekonomi Malaysia pulih menuju zona hijau.
“Ke depan, ekonomi diproyeksikan akan terus pulih pada paruh kedua tahun 2022 ,” kata Gubernur Bank Sentral Malaysia Nor Shamsiah Mohd Yunus dalam konferensi pers.
Mengutip dari Al Jazeera, kenaikan ini terjadi setelah permintaan domestik untuk produk listrik, elektronik, serta sektor jasa dan manufaktur asal negeri Jiran terus menguat, ditopang oleh pemulihan kondisi pasar tenaga kerja yang stabil dan dukungan kebijakan yang berkelanjutan.
Baca juga: Kondisi Perekonomian Global Belum Membaik, Sejumlah Negara Berjuang Keluar dari Tekanan Ekonomi
"Pertumbuhan juga akan mendapat manfaat dari perbaikan kondisi pasar tenaga kerja dan kedatangan wisatawan yang lebih tinggi, serta implementasi proyek investasi multi-tahun yang berkelanjutan,” ujar Yunus.
Meski ekonomi Malaysia mencatatkan peningkatan, namun Bank Negara Malaysia (BNM) menyebut bahwa laju inflasi di negaranya masih menguat, dimana selama kuartal tersebut inflasi utama naik 2,8 persen sementara inflasi inti melonjak menjadi 2,5 persen, melesat jauh apabila dibandingkan dengan kuartal pertama tercatat inflasi utama Malaysia hanya sebesar 2,2 persen sementara inflasi inti dipatok 1,7 persen.
Lonjakan ini terjadi sebagai imbas dari kenaikan makanan dan energi di tengah melemahnya nilai ringgit terhadap dolar akibat pengetatan kebijakan moneter AS yang agresif, tekanan inilah yang membuat keuangan domestik Malaysia terus mengalami volatilitas yang tinggi hingga memicu timbulnya percepatan pada laju inflasi .
Meski begitu BNM yakin keuangan domestik di negaranya masih aman terkendali, mengingat saat ini sistem perbankan Malaysia berjalan sehat dan kuat. Tak hanya itu untuk mendukung penurunan laju inflasi, pemerintah Malaysia bahkan turut memberikan langkah-langkah pengendalian harga seperti pengadaan subsidi bahan bakar. Agar harga BBM dan pangan tidak melanjutkan kenaikan.