Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, DORTMUND - Sungai Rhine Jerman telah mengering sehingga mengganggu rantai pasokan dan menciptakan banyak masalah bagi perekonomian Jerman.
Seorang pejabat Jerman mengatakan pada Jumat (12/8/2022) lalu, air sungai Rhine telah menyusut ke tingkat yang sangat rendah di beberapa daerah sehingga mengganggu pengiriman barang yang melalui sungai terbesar kedua di Eropa ini.
Kurangnya curah hujan dalam beberapa bulan terakhir menyebabkan kapal kargo harus mengurangi jumlah muatannya, memicu naiknya biaya transportasi, risiko ekonomi dan pasokan listrik yang memburuk.
Baca juga: Kemenlu Minta Kedubes Jerman Tetap Proses Visa WNI, Terkait Paspor Tanpa Kolom Tanda Tangan
Institut Hidrologi Federal Jerman pada bulan lalu memperingatkan aliran air di kota Kaub, yang terletak di sebelah barat Frankfurt, mencapai 45 persen dari tingkat rata-rata.
Badan ini mengungkapkan aliran sungai yang rendah dapat mengganggu laju kapal.
Otoritas Jalur Air dan Pengiriman Sungai Rhine Jumat lalu mengungkapkan ketinggian Sungai Rhine diperkirakan akan turun lebih jauh sebelum naik sedikit dalam beberapa minggu mendatang.
Situasi ini mengingatkan kembali ke kondisi Sungai Rhine pada tahun 2018 silam, saat kekeringan menghentikan pengiriman barang dan memangkas pertumbuhan ekonomi Jerman sekitar 0,2 persen.
Para ekonom mengatakan, ketinggian air Sungai Rhine tahun ini yang berkurang membuat kapal kargo harus mengurangi jumlah muatan, sehingga biaya transportasi melonjak.
Mereka menambahkan, saat ketinggian air di bawah 29.5 inci, biasanya kapal kargo besar harus mengurangi muatannya hingga 30 persen.
"Ada juga peningkatan retribusi di Jerman untuk membayar kargo ketika ketinggian air turun di bawah level tertentu," ujar seorang analis asuransi di perusahaan perbankan investasi UBS, yang dikutip dari CNN.
Kekeringan dapat memperburuk krisis di Jerman, negara dengan ekonomi terbesar di Eropa ini. Sementara Jerman saat ini telah menghadapi risiko resesi karena krisis energi, inflasi tinggi dan gangguan rantai pasokan.
Baru-baru ini Jerman terpaksa menyalakan pembangkit listrik tenaga batu bara, untuk memastikan negara ini masih memiliki akses listrik, di tengah pembatasan pasokan gas dari Rusia.
Baca juga: Kemenlu Minta Kedubes Jerman Proses Paspor RI Tanpa Tanda Tangan
"Banyak dari batu bara keras yang dibutuhkan diangkut dari pelabuhan Belanda di Amsterdam, Rotterdam dan Antwerpen dengan tongkang di sepanjang sungai Rhine, menambah tekanan pada kapasitas di sana," kata seorang ekonom di Deutsche Bank.
Menurut analis minyak di UBS, Henri Patricot mengatakan turunnya permukaan air sungai Rhine akan menghambat pengiriman produk energi, sehingga memperburuk pasokan komoditas di Eropa. Selain itu, Sungai Rhine menjadi jalur air untuk mengangkut bahan kimia dan biji-bijian.
Dalam sebuah laporan yang diterbitkan pekan lalu, perusahaan riset ekonomi independen Capital Economics mengatakan meskipun kekeringan yang terjadi di Sungai Rhine dianggap masalah kecil jika dibandingkan krisis gas bagi industri Jerman, namun hal tersebut dapat memberikan dampak yang besar di akhir tahun ini.
Kepala ekonom Eropa Andrew Kenningham mengungkapkan, penurunan tingkat air Sungai Rhine dapat bertahan hingga Desember, yang berpotensi mengurangi 0,2 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Jerman di paruh kedua tahun ini.
Baca juga: Meski Sudah Punya Visa, Pemegang Paspor Indonesia Tanpa Tanda Tangan akan Tetap Ditolak Masuk Jerman
Sektor manufaktur Jerman akan menerima pukulan paling besar. Para peneliti di Institut Kiel untuk Ekonomi Dunia sebelumnya memperkirakan, output industri Jerman dapat turun sekitar 1 persen jika aliran Sungai Rhine tetap rendah dalam satu bulan mendatang.
Sementara di sebagian besar wilayah Eropa telah menderita akibat gelombang panas dan kekeringan ekstrem. Sungai Thames yang ikonik di London, Inggris, juga telah mengering.
Suhu air sungai yang tinggi di Prancis telah menghambat pengoperasian beberapa pembangkit listrik tenaga nuklir.
Di Italia utara, para petani mengalami kekeringan terburuk dalam 70 tahun, mempengaruhi produksi tanaman seperti kedelai hingga produksi keju parmesan.
Sungai Rhine adalah sungai terbesar kedua di Eropa yang melintasi beberapa negara di Eropa tengah dan barat.
Aliran sungai ini berawal dari pegunungan Alpen, kemudian melintasi Swiss, Austria, Liechtenstein, Jerman, Prancis, kemudian bermuara di laut Belanda.
Rhine adalah sungai terpanjang di Jerman dan menjadi jantung kehidupan bagi negara ini.