Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM - Sektor otomotif di Eropa sedang dalam kekacauan, dengan ketidakpastian melingkupi ribuan pekerjaan produsen mobil dan pemasok mereka.
Kondisi yang terjadi akibat melemahnya pasar di benua itu dan penerimaan kendaraan listrik yang lebih lambat dari yang diharapkan.
Rencana penutupan pabrik pun mulai menjadi alternatif menjaga kinerja perusahaan, seperti yang dilakukan raksasa otomotif Jerman, Volkswagen.
Baca juga: Kebijakan Tarif Impor Trump Bakal Bawa Bencana di AS, PHK Massal Hilangkan 400.000 Lapangan Kerja
Penutupan pabrik tersebut mendapat respon dari para pekerjanya. Karyawan VW melakukan protes atas rencana perusahaan dengan aksi mogok kerja.
Serikat pekerja IG Metall mengatakan, pekerja akan berhenti bekerja selama empat jam di sembilan lokasi berbeda dalam aksi mogok "peringatan" di seluruh negeri, dua kali lebih lama dari putaran pertama aksi industrial pada awal Desember.
Melansir Reuters, aksi mogok tersebut bertepatan dengan pembicaraan antara Volkswagen dan perwakilan buruh mengenai langkah pemotongan biaya yang menurut perusahaan penting untuk tetap kompetitif terhadap kenaikan biaya dan pesaing asing.
Volkswagen pada Kamis lalu menyampaikan manajemen dan perwakilan pekerja berdialog untuk secara kolaboratif mengembangkan solusi jangka panjang yang layak, sehingga mampu menyeimbangkan stabilitas ekonomi dan mengamankan prospek pekerjaan.
Krisis yang menimpa produsen mobil terbesar di Eropa tersebut diperparah dengan kondisi ketidakpastian ekonomi dan pergolakan politik dalam negeri, serta kekacauan yang lebih luas di antara produsen mobil di kawasan tersebut.
CEO Volkswagen Group Oliver Blume pada Rabu lalu menyatakan keputusannya sebagai hal yang diperlukan dalam lingkungan yang berubah dengan cepat, dengan mengatakan manajemen tidak dapat beroperasi "di dunia fantasi".
Baca juga: Volkswagen di Ambang Kebangrutan, Tutup 3 Pabrik Otomotif PHK Puluhan Ribu Karyawan
"Ini hampir seperti ejekan ketika Oliver Blume berdiri di depan para pekerja dan mengucapkan Selamat Natal kepada mereka. Sementara pada saat yang sama dewan VW lebih suka meletakkan surat pemutusan hubungan kerja di bawah pohon Natal untuk para karyawan," ungkap Negosiator IG Metall Thorsten Groeger pada hari Kamis.
Serikat pekerja akan terus berupaya meminta perundingan dengan perusahaan. Berbagai upaya akan dilakukan hingga 9 Desember mendatang.
"Kami sekarang akan meningkatkan upaya kami pada tanggal 9 Desember dan dengan demikian meningkatkan tekanan pada perusahaan di meja perundingan," jelas serikat pekerja VW.
Pada Senin pagi, ribuan karyawan VW diperkirakan akan menghadiri unjuk rasa di Wolfsburg, tempat kantor pusat VW berada, sesaat sebelum dimulainya negosiasi.