"Menaikan harga BBM subsidi (bisa menjadi opsi), karena memang disparitas harga (keekonomian) yang sangat jauh ini," ungkap Mamit kepada Tribunnews, Minggu (14/8/2022).
"Hal ini membuat banyak terjadi penyelewengan. Akhirnya subsidi menjadi tidak tepat sasaran," sambungnya.
Sebelumnya, Pertamina pernah mengungkapkan, untuk harga keekonomian BBM jenis pertalite seharusnya dibanderol Rp17.200 per liter.
Angka tersebut terpaut sangat jauh, karena saat ini harga pertalite dihargai Rp7.650.
Mamit memberikan pandangannya, bahwa alangkah baiknya subsidi oleh Pemerintah dialihkan kepada orang, bukan kepada barang.
Sehingga hal tersebut dinilai lebih tepat sasaran.
Mamit juga menegaskan, revisi aturan pembatasan penjualan BBM harus segera diselesaikan, agar kuota BBM subsidi tak jebol.
"Perlu adanya pembatasan terkait dengan konsumsi bbm pertalite dan solar subsidi. Oleh karena itu, revisi perpres 191/2014 saya harap segera diterbitkan karena ini kuncinya," jelas Mamit.
(Tribunnews.com/Kontan/Siti Masitoh/Tendi Mahadi/Bidara Pink/Wahyu T.Rahmawati)