Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, BRUSSEL - Negara-negara di Eropa menghadapi kenaikan tajam tagihan listrik yang dipicu oleh melonjaknya harga gas di Eropa.
Kenaikan harga gas di Eropa diakibatkan oleh perang di Ukraina dan sanksi Eropa ke Rusia yang menambah kekhawatiran atas keamanan pasokan gas di kawasan tersebut.
Berikut ini beberapa kebijakan yang telah diumumkan Inggris dan negara-negara anggota Uni Eropa untuk melindungi konsumennya dari lonjakan tagihan listrik.
Baca juga: Karena Resesi, Inggris Disebut Seperti Negara Berkembang
1. Inggris
Inggris menerapkan batas harga energi untuk konsumen rumah tangga yang mulai berlaku pada bulan Oktober. Rincian batas harga energi Inggris akan diumumkan pada 26 Agustus mendatang.
Warga Inggris telah mendesak pemerintahnya untuk memberikan lebih banyak dukungan kepada konsumen rumah tangga yang berjuang dengan tagihan energi. Namun mantan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan dia akan menyerahkan keputusan tersebut kepada perdana menteri yang baru.
Pada bulan Mei, saat Rishi Sunak masih menjabat sebagai menteri keuangan Inggris, pemerintah menetapkan paket dukungan senilai 15 miliar poundsterling untuk membantu konsumen rumah tangga. Setiap rumah tangga akan menerima kredit sebesar 400 poundsterling untuk tagihan energi mereka mulai bulan Oktober.
2. Bulgaria
Pada bulan Mei negara ini menyetujui paket bantuan senilai 2 miliar lev atau sekitar 1,1 miliar dolar AS, yang digunakan untuk melindungi perusahaan dan konsumen berpenghasilan rendah dari lonjakan harga pangan dan energi akibat perang di Ukraina.
Pemerintah Bulgaria juga menawarkan potongan harga sebesar 0,25 lev per liter bensin, solar, dan bahan bakar gas cair serta metana mulai Juli hingga akhir tahun ini. Selain itu, Bulgaria juga menghapus bea cukai untuk gas alam, listrik dan metana.
3. Denmark
Anggota parlemen Denmark pada bulan Juni menyetujui pemberian uang tunai kepada orang tua serta langkah-langkah lain sebesar 3,1 miliar crown Denmark atau sekitar 439 juta dolar AS.
Dana tersebut digunakan untuk meredam dampak dari naiknya inflasi dan harga energi. Langkah-langkah tersebut juga termasuk pemotongan retribusi pada harga listrik.
Baca juga: Ancaman Resesi Buat Aktivitas Manufaktur di Eropa Berkontraksi
Anggota parlemen Denmark sebelumnya telah menyetujui subsidi senilai 2 miliar crown Denmark, yang ditujukan untuk 419.000 konsumen rumah tangga yang terkena dampak kenaikan tagihan energi.
4. Prancis
Prancis telah berkomitmen untuk membatasi kenaikan biaya listrik yang diatur sebesar 4 persen. Untuk membantu mewujudkan langkah ini, pemerintah Prancis telah memerintahkan perusahaan listrik negara Électricité de France (EDF) untuk menjual lebih banyak tenaga nuklir yang murah kepada saingannya.
5. Jerman
Pekerja dan konsumen rumah tangga di Jerman akan menerima uang tambahan, bensin dengan harga yang lebih murah, dan pemotongan harga tiket transportasi umum, sebagai langkah untuk membantu mereka menanggung biaya listrik dan pemanas yang melonjak.
Selama beberapa tahun ke depan, sekitar 12-13 miliar euro per tahun akan dialokasikan untuk mensubsidi renovasi gedung-gedung tua dan memasang jendela, pintu serta pemanas yang lebih hemat energi.
Namun konsumen rumah tangga Jerman harus membayar hampir 500 euro lebih dalam setahun untuk pungutan atau retribusi gas.
Retribusi ini diterapkan untuk membantu perusahaan energi Jerman, Uniper serta importir gas lainnya mengatasi kenaikan harga energi. Pungutan gas ini akan dikenakan 1 Oktober mendatang dan berlaku hingga 24 April 2024.
Baca juga: Rusia Lanjutkan Pasokan Minyak ke Uni Eropa Setelah Sempat Terhenti
5. Yunani
Yunani telah menghabiskan sekitar 7 miliar euro untuk subsidi listrik dan langkah-langkah lainnya sejak September 2021 untuk membantu konsumen rumah tangga, bisnis dan petani membayar tagihan listrik dan gas mereka.
Subsidi yang dimasukan ke dalam tagihan listrik ini mencapai sekitar 1,136 miliar euro pada bulan ini, dan menyerap hingga 90 persen dari kenaikan tagihan listrik bulanan untuk konsumen rumah tangga, serta 80 persen dari kenaikan tagihan listrik untuk perusahaan kecil dan menengah.
6. Hongaria
Hongaria telah memberlakukan larangan ekspor bahan bakar untuk memastikan kebutuhan pasokan domestik terpenuhi, dan baru-baru ini melonggarkan peraturan penebangan kayu untuk memenuhi permintaan bahan bakar padat seperti kayu bakar yang meningkat.
7. Italia
Pada awal bulan ini Italia menyetujui paket bantuan baru senilai 17 miliar euro untuk melindungi perusahaan dan konsumen rumah tangga dari kenaikan harga energi dan inflasi.
Pemerintah Italia akan memperpanjang bonus senilai 200 euro yang diberikan pada bulan Juli lalu untuk warga Italia yang berpenghasilan rendah dan menengah. Selain itu, pemotongan cukai bahan bakar di SPBU yang dijadwalkan berakhir pada 21 Agustus akan diperpanjang hingga 20 September.
Baca juga: Pejabat AS Khawatir Krisis Gas Rusia akan Rusak Persatuan Uni Eropa Melawan Moskow
8. Belanda
Belanda telah memotong pajak energi untuk 8 juta konsumen rumah tangganya.
9. Polandia
Polandia mengumumkan akan memotong pajak untuk energi, bensin dan bahan makanan pokok, serta memberikan uang tunai untuk konsumen rumah tangga.
Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki mengatakan total biaya pembatasan harga energi di Polandia akan berjumlah sekitar 50 miliar zlotys.
10. Spanyol
Spanyol telah mensubsidi sementara biaya pembangkit listrik bahan bakar fosil, sebagai upaya untuk menurunkan harga energi dalam jangka pendek.
Pemerintah Spanyol juga memotong beberapa pajak untuk mengurangi tagihan konsumen.
Spanyol mengumumkan dana sebesar 16 miliar euro dalam bentuk bantuan langsung dan pinjaman lunak untuk membantu perusahaan dan rumah tangga yang sedang menghadapi kenaikan harga energi.