Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan, tidak takut menghadapi embargo Amerika Serikat, jika Indonesia mengimpor minyak dari Rusia.
Sandiaga menerangkan, perang antara Rusia - Ukraina menguntungkan. Rusia per hari dengan menjual harga minyak 30 persen di bawah harga minyak dunia mengalami keuntungan 5 miliar dolar Amerika Serikat (AS) per hari.
Menurut Sandiaga, Rusia sudah menawarkan ke Indonesia untuk membeli minyak 30 persen lebih murah dari harga internasional.
Baca juga: Enam Bulan Perang Rusia-Ukraina: Zelensky Waspada Jelang Hari Kemerdekaan
Hal tersebut, membuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) mempertimbangkan untuk membeli minyak dari Rusia.
"Rusia kan sudah nawarin ke kita, minyak kita nih hanya 30 persen lebih murah dari harga pasar internasional.
Kalau buat teman-teman CEO ambil tidak? Ambil. Pak Jokowi mikirnya sama ambil," kata Sandiaga dikutip Senin, (22/8/2022).
Namun, ucap Sandiaga, langka untuk membeli minyak dari Rusia masih dipertimbangkan. Sebab, ada pihak-pihak yang tidak setuju lantaran mempertimbangkan jika Indonesia di embargo oleh AS.
"Ya biarin sajalah kalau kita diembargo paling kita tidak makan McDonalds, makan Baba Rafi lah dan kadang-kadang apa yang kita lihat itu sangat berbeda dari perspektif mungkin geopolitik dari segi makro ekonomi, tapi ini memang tantangan ya karena barat ini kan ya mau bagaimanapun mereka kontrol teknologi payment," tutur Sandiaga.
Menurut Sandiaga, di situasi dan kondisi ekonomi global yang tidak menentu karena pandemi serta adanya perang Rusia-Ukraina saat ini, menuntut untuk bersikap bijak.
"Tegas untuk tidak pro terhadap salah satu negara, namun justru harus pandai mengambil peluang dengan kalkulasi yang matang demi kebangkitan ekonomi, terciptanya 4,4 juta lapangan kerja baru bagi masyarakat hingga tahun 2024," kata Sandiaga.
Baca juga: Para Menteri hingga Wapres Kompak Sebut Subsidi Energi Jebol Jika Harga BBM Tak Naik
Kenaikan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) dunia imbas adanya perang tersebut, kata Sandiaga, menciptakan multiplier effect negatif dengan meningkatnya inflasi, yang mengakibatkan naiknya harga-harga bahan pokok yang kita mulai rasakan saat ini.
"Optimis, kita bisa melewati badai ini dengan baik melalui beragam inovasi, adaptasi dan kolaborasi. Serta beragam kebijakan yang tepat sasaran, tepat manfaat dan tepat waktu," tutur Sandiaga.