News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Resesi Dunia

Bos OJK Klaim Ekonomi Global Diprediksi Akan Terhindar dari Resesi

Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Dewan Komisioner (DK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar dalam Konferensi Pers Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2024 tema Sektor Jasa Keuangan yang Kuat dan Stabil untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan, Jakarta Selatan, Selasa (20/2/2024).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Dewan Komisioner (DK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar memprediksi bahwa perekonomian global akan terhindar dari jurang resesi sejalan dengan dorongan pasar yang optimis di awal tahun 2024.

Meski begitu, Mahendra mengingatkan bahwa masih ada risiko pelambatan pertumbuhan ekonomi dalam hal biaya pinjaman dan beban utang hingga lemahnya permintaan serta divergensi pemulihan di negara-negara besar di dunia.

Hal itu dikatakan dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2024 tema Sektor Jasa Keuangan yang Kuat dan Stabil untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan, Jakarta Selatan, Selasa (20/2/2024).

Baca juga: Jepang Alami Resesi, Bagaimana Dampak ke Indonesia? Ini Kata Sri Mulyani dan Direktur BEI

"Selain itu berbagai faktor risiko geopolitik serta potensi perubahan estalasi kebijakan politik dari berbagai pemilu di negara-negara besar yang lain menjadikan unknown variabel yang perlu dicermati," kata Mahendra, Selasa.

"Akibatnya proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan lambat di tahun ini," imbuhnya menegaskan.

Di sisi lain, Mahendra mengatakan bahwa sektor jasa keuangan tumbuh positif sejalan dengan positifnya kinerja perekonomian Indonesia di tahun 2023. Hal itu ditopang oleh struktur permodalan yang kuat, likuditas memadai dan profil risiko yang terjaga.

"Dari aspek intermediasi, kredit dan piutang pembiayaan tumbuh double digit dengan risiko kredit yang relatif terkendali," jelasnya.

Selain itu, Mahendra mengatakan bahwa penghimpunan dana di pasar modal berhasil melampaui target Rp 200 triliun dengan jumlah emiten baru mencetak rekor tertinggi dibandingkan negara-negara kawasan.

Bahkan, dia mencatat minat investasi di pasar modal terus tumbuh dengan jumlah investor lima kali lipat dalam empat tahun terakhir.

"Ditengah normalisasi kebijakan moneter yang terus berlanjut serta tekanan terhadap investasi, likuiditas sektor keuangan terjaga berada diatas ambang ketentuan. Walaupun pengaruhnya terlihat dengan dana pihak ketiga yang termoderasi," ungkap dia.

"Solvabilitas industri jasa keuangan terpantau solid baik di sektor perbankan, perusahaan pembiayaan maupun investasi dan dana pensiun. Bahkan sektor perbankan mencatat CAR 27,65 persen diatas negara-negara kawasan," sambungnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini