Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Sucofindo (Persero) bersama Kementerian BUMN menyelenggarakan kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) pengukuran dampak program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) dengan metode Social Return on Investment (SROI).
Kegiatan ini sejalan dengan arahan Menteri BUMN Erick Thohir berdasarkan Peraturan Menteri BUMN No. PER-05/MBU/04/2021 Pasal 4 butir C dan Pasal 22 butir (3), yaitu mengenai pengukuran dampak program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) BUMN.
Menteri Erick menyampaikan, melalui kegiatan Bimtek ini merupakan pembekalan agar BUMN semakin profesional, transparan, akuntabel dalam memperkokoh pilar pembangunan sosial, ekonomi dan lingkungan sehingga mewujudkan Indonesia yang maju, makmur dan mendunia.
Baca juga: Jokowi Resmikan Papua Football Academy, Erick Thohir: Semoga Lahirkan Talenta Berprestasi dari Papua
"Kementerian BUMN konsisten mendorong dilakukannya transformasi dan perbaikan sistem, termasuk dalam Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). TJSL BUMN menjadi terobosan bersama untuk membantu pemerataan dan keseimbangan ekonomi bagi seluruh masyarakat Indonesia," tutur Erick dikutip Sabtu (3/9/2022).
Kegiatan yang diikuti oleh 61 perusahaan BUMN dan anak BUMN.
Deputi Bidang Sumber Daya Manusia BUMN, Teknologi dan Informasi Kementerian BUMN Tedi Bharata mengatakan, pelaksanaan kegiatan Bimtek SROI ini diharapkan memberikan pengetahuan untuk menghitung dampak program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).
"Kegiatan ini mendorong lima transformasi terkait Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), yaitu pertama fokus pada dampak, kedua melakukan perbaikan dari governance. Governance kita jaga dan perbaiki baik di Kementerian maupun BUMN," tutur Tedi.
Baca juga: Optimalkan Penggunaan Produk Dalam Negeri, Sucofindo Kolaborasi dengan Polri dan Kemenperin
"Ketiga, teknologi baik pelaporan maupun prosedur dari kegiatan CSR kita dorong menggunakan teknologi, termasuk pelaporan kepada Kementerian BUMN. Keempat, melalui kegiatan ini merupakan bentuk dari kolaborasi, di mana SUCOFINDO memiliki kompetensi dalam memberikan sharing kepada seluruh BUMN. Kelima yaitu peran serta karyawan untuk kegiatan CSR,” sambungnya.
Hal tersebut selaras dengan yang disampaikan Direktur Utama PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) Rudiyanto, bahwa Kementerian BUMN tidak hanya membuat program akan tetapi juga berfokus pada impact-nya salah satunya melalui metode SROI.
“SROI merupakan proven method yang kemudian menjadi index baru bagi perusahaan-perusahaan, sehingga di BUMN hal ini merupakan suatu pelopor," tukasnya.