Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) di saat harga minyak dunia mengalami tren penurunan dalam beberapa waktu belakangan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, keputusan terkait penyesuaian harga BBM telah dilakukan secara cermat.
Hal tersebut telah diperhitungkan sesuai dengan skenario rata-rata dan asumsi harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) hingga akhir tahun, serta kapasitas anggaran negara saat ini.
Baca juga: Dibayangi Resesi Ekonomi, Harga Minyak Dunia Anjlok ke Level 94,84 Dolar AS Per Barel
Sebagai informasi, ICP adalah harga patokan minyak mentah Indonesia yang digunakan dalam penghitungan bagi hasil dalam Kontrak Kerja Sama dan dasar perhitungan penjualan minyak mentah bagian Pemerintah yang berasal dari pelaksanaan Kontrak Kerja Sama Minyak dan Gas Bumi.
Menurutnya, meski harga minyak dunia mengalami penurunan, namun rata-rata harga ICP masih relatif masih tinggi.
Bahkan, jika nanti ke depannya harga ICP turun hingga 90 dollar AS per barel, rata-rata harga secara tahunan ICP masih berada pada kisaran 98 dollar AS per barel.
"Kami terus melakukan penghitungan harga minyak ICP, (meski) turun sekalipun maka harga rata-rata ICP Indonesia masih di angka 98 dollar AS. Atau nanti kalau turun di bawah 90 dolar AS maka rata-rata tetap di level 97 dolar AS," ucap Sri Mulyani dalam kanal Youtube Sekretariat Presiden, Sabtu (3/9/2022).
Dengan demikian, besaran subsidi BBM yang dianggarkan pemerintah tetap akan membengkak, meskipun jika nanti harga ICP mengalami penurunan cukup signifikan.
Berdasarkan perhitungan Kementerian Keuangan, dengan rata-rata harga tahunan ICP sebesar 99 dolar AS per barel, maka pemerintah perlu menambah lagi sekitar Rp151 triliun, dari anggaran subsidi energi Rp502 triliun saat ini.
Baca juga: Jokowi Ungkap Alasan Naikkan Harga BBM Subsidi: Gejolak Harga Minyak Dunia, Subsidi BBM Dialihkan
Intinya, lanjut Menkeu, meningkatnya anggaran subsidi tetap terjadi meski harga minyak dunia menyusut, dan pemerintah saat ini akan terus memantau perkembangan fluktuasi harga minyak dunia.
"Dengan perhitungan ini, angka (anggaran subsidi energi 2022) senilai Rp502 triliun tetap akan naik menjadi Rp653 triliun kalau harga ICP 99 dolar AS per barel," ucap Sri Mulyani.
"Bahkan kalau harga ICP di 85 dolar AS per barel sampai Desember 2022, kenaikan subsidi (tetap terjadi) menjadi Rp640 triliun," pungkasnya.
Pemerintah telah memutuskan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis Pertalite dan Solar mulai hari ini.
Baca juga: YLKI Minta Pemerintah Antisipasi Potensi Kenaikan Harga Pangan Pasca-Harga BBM Naik
Pengumuman kenaikan BBM subsidi disampaikan Menteri ESDM Arifin Tasrif yang satu meja dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta, yang disiarkan dalam kanal Youtube Sekretariat Presiden, Sabtu (3/9/2022).
Tampak hadir Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Sosial Tri Rismaharini, dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno, yang juga duduk dalam satu meja dengan Jokowi.
Kini harga BBM subsidi mulai hari ini pukul 14.30, jenis Pertalite dari Rp7650 per liter menjadi Rp10 ribu per liter.
Kemudian, Solar menjadi menjadi Rp6.800 per liter dari sebelumnya seharga Rp5.150 per liter.